Rafting/Arung Jeram

Arung jeram adalah suatu aktifitas pengarungan bagian alur sungai yang berjeram/riam, dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian wahana dalam pengarungan sungai berjeram / riam yaitu sarana / alat yang terdiri dari perahu karet, kayak, kano dan dayung. Tujuan berarung jeram bisa dilihat dari sisi olah raga, rekreasi dan ekspedisi. Jadi dengan demikian kita dapat definisikan bahwa olah raga Arung Jeram ( White Water Rafting ) merupakan olah raga mengarungi sungai berjeram, dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano dan dayung dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi.

Arung jeram sebagai olah raga kelompok, sangat mengandalkan pada kekompakan tim secara keseluruhan. Kerja sama yang terpadu dan pengertian yang mendalam antar awak perahu, dapat dikatakan sebagai faktor utama yang menunjang keberhasilan melewati berbagai hambatan di sungai. Tak dapat dibantah bahwa Arung Jeram merupakan olah raga yang penuh resiko ( high risk sport ). Namun demikian, setiap orang mampu melakukannya – asalkan dia dalam kondisi “baik”; baik dalam arti pemahaman teknis, kemampuan membaca medan secara kognitif, dan sehat fisik dan mental. Jadi,arung jeram adalah olah raga yang menuntut keterampilan. Untuk itu sangat membutuhkan waktu untuk berkembang.

Perkembangan ke arah mencapai kemampuan yang prima, hanya mungkin apabila mau mempelajari sifat-sifat sungai, serta bersedia melatih diri di tempat itu. Kecuali perlu mengembangkan pengetahuan mengenai sifat-sifat sungai, wajib pula berlatih berdayung, berkayuh di sungai. Implikasinya butuh mengembangkan kemampuan fisik, agar selalu mencapai kondisi seoptimal mungkin. Hal lain yang patut diingat, adalah berlatih cara-cara menghadapi keadaan darurat di sungai. Hal ini penting untuk melatih kesiapan, kemampuan dan kepercayaan diri, apabila memang harus menghadapinya. Tema makalah ini memperkenalkan seluk- beluk yang mendasar dari olah raga arung jeram dengan mengkhususkan penggunaan wahana perahu karet beserta peralatannya, mempelajari kondisi sungai dan teknis berarung jeram serta menghadapi kondisi darurat.

II. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam arung jeram dibedakan menurut kebutuhan kelompok/regu dan lamanya waktu mengarungi sungai, yaitu sebagai berikut:

II.1. PERALATAN REGU II.l.l. PERAHU KARETPerahu karet ( Inflatable Raft ) untuk keperluan olah raga arung jeram, dibuat dari bahan karet sintetis sedemikian rupa sehingga kuat tetapi tetap elastis. Hal ini dimaksudkan untuk menahan dari goresan dan benturan batu-batu sungai. Bentuk dan rancangan bagian buritan dan baluan dibuat agak mencuat agar air tidak mudah masuk dan mampu menjaga kestabilan perahu ketika melewati ombak besar. Biasanya perahu terdiri dari beberapa bagian tabung udara, hal ini dimaksudkan apabila salah satu tabung perahu bocor /pecah, maka untuk suatu saat tertentu perahu masih dapat mengapung. Ukuran panjang dan lebar perahu biasanya 2 berbanding 1, dan ini sangat tergantung pada kapasitas berat maksimum muatan perahu tersebut.

II.1.2. DAYUNG. Dayung sebagai alat kayuh pada olah raga arung jeram sedapat mungkin dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan; misalnya kayu mahogany dan kombinasi antara fiberglass dan aluminium. Dayung yang dipergunakan oleh awak perahu, panjangnya berkisar antara 4,5 – 6 kaki. Tetapi umumnya adalah 5 – 5,5 kaki. Sesungguhnya faktor penentu ukuran panjang dayung ada tiga hal, yaitu : besar badan dan kekuatan awak, diameter tabung perahu, dan fungsinya, sebagai pendayung awak atau pendayung kemudi atau kapten. Tanpa memandang besar tubuh awak perahu dan ukuran perahu, dayung yang digunakan oleh kapten adalah 5,5 – 6 kaki, sedangkan untuk awak perahu ukurannya lebih pendek.

II.1.3. POMPA DAN PERALATAN REPARASI  Pompa yang digunakan untuk mengisi tabung- tabung udara perahu harus selalu dibawa pada saat mengarungi sungai. Sebab hal itu untuk menjaga bila udara dalam tabung-tabung itu berkurang / kempes. Dimaksudkan dengan peralatan reparasi berkaitan dengan reparasi pompa dan perahu ( karena sobek, berlubang dan lain-lain ).

II.1.4. TALI Perahu karet dilengkapi tali jenis karmantle sepanjang 40 meter yang digunakan sebagai : tumpuan kaki, pengaman awak perahu dan tali jangkar.

II.1.5. PETA SUNGAI. Biasanya digunakan adalah topografi sungai. Bermanfaat sebagai petunjuk memperkirakan situasi medan dan kondisi sungai yang akan diarungi, juga daerah aliran sekitar sungai tersebut.

II.1.6. EMBER PLASTIK ATAU GAYUNG. Digunakan untuk menimba air yang masuk ke dalam bagian dalam perahu. Biasanya penggunaan ember / gayung ini dilakukan apabila air yang masuk masih relatif sedikit. Bila sudah terlalu banyak, untuk membuangnya lebih efisien dengan membalikkan perahu, yang tentunya terlebih dahulu perahu tersebut dibawa ke tepi. Pentingnya membuang air yang masuk ke dalam perahu ini adalah agar perahu mudah dikendalikan.

II.1.7. PERLENGKAPAN PPPK Mutlak harus dibawa. Jenis dan jumlah obatnya dapat disesuaikan dengan kondisi medan dan kebutuhan selama mengarungi sungai.

II.2. PERLENGKAPAN PRIBADI

. II.2.1. PELAMPUNG. Jenis pelampung yang baik dan benar untuk arung jeram adalah pelampung yang sesuai dengan ukuran postur tubuh, berisi gabus tebal ( dapat berfungsi sebagai penahan benturan terhadap benda keras ). Kelayakan dapat dilihat dari kualifikasi teruji dalam hal daya apung untuk berat maksimalnya. Untuk kemungkinan menghadapi keadaan darurat, perlu dipertimbangkan mengenai penggunaan pelampung dengan tambahan di bagian belakang kepala, agar kepala tetap terapung tengadah, apabila ketika tidak sadarkan diri. Untuk menjaga agar pelampung tidak naik atau mencuat ke atas saat dipergunakan, maka bagian bawah pelampung dapat diikat ke pangkal paha atau bagian badan lainnya yang memungkinkan.

II.2.2. PAKAIAN. Pakaian yang tepat untuk berarung jeram adalah pakaian yang memungkinkan kita tetap leluasa dalam bergerak.

II.2.3. SEPATU Untuk melindungi kaki dari kemungkinan terluka, gunakan jenis sepatu yang dapat melindungi mata kaki, namun pergelangan kaki dapat tetap bergerak bebas, termasuk memudahkan untuk berenang.

II.2.4. HELM ( PELINDUNG KEPALA ) Mengarungi sungai berjeram dengan letak bebatuan yang tidak beraturan atau sungai dengan derajat kesulitan yang tinggi, helm mutlak digunakan. Tujuannya untuk melindungi kepala dari kemungkinan benturan benda keras. Helm yang baik harus ringan, tahan air dan tidak mengganggu pandangan maupun gerakan.

II.2.5. SURVIVAL KIT Perlengkapan survival, harus selalu melekat di badan, tetapi usahakan jangan sampai mengganggu gerakan kita. Biasanya terdiri dari pisau lipat, korek api tahan air, dll. Sebagaimana disebut di atas, lamanya waktu mengarungi sungai juga mempengaruhi barang yang harus dibawa. Jadi peralatan tambahan diperlukan bila pengarungan memerlukan waktu sekurang-kurangnya satu minggu, yaitu :

1. Handy talky untuk komunikasi dengan tim darat.
2. Container kedap air
3. Bahan makanan
4. Perlengkapan kemah
5. Peralatan masak, makan, minum.

III. SUNGAI.  Bahasan akan berkisar pada aliran sungai serta gejalanya dan berbagai ketrampilan yang dibutuhkan untuk pengarung jeram. Memerlukan latihan yang sering dan berulang - ulang untuk jadi mahir membaca dan mengerti seluk beluk mengenai karakter sungai. Bagaimanapun bagi pengarung jeram suatu pengertian mengenai sifat dan dinamika sungai penting untuk diketahui. Suatu saat, ketika kita melintasi suatu sungai, pertanyaan yang ada di benak kita adalah : sungai itu lebar / sempit, berarus deras / lambat, debit airnya besar / kecil, landai / curam, dsb. Jawaban kesemuanya adalah merupakan faktor penyebab terjadinya jeram.

III.1. DEFINISI JERAM / RIAM.  Jeram adalah bagian sungai dimana air mengalir dengan deras dan cepat dan bertaburan diantara banyak batu dari berbagai ukuran dan seakaligus membentuk turbulensi dan arus balik. Hal yang paling sulit ketika mengarungi sungai adalah pada saat menjumpai jeram / riam. Tapi disitulah kegembiraan biasanya muncul.

III.2. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA JERAM Secara umum ada 4 faktor penyebabnya :

III.2.1. VOLUME AIR Menunjukkan ukuran jumlah air yang melewati satu titik tertentu di sungai dalam satuan waktu tertentu. Ukurannya cfs ( cubiq feets per second ). Data mengenai volume air penting untuk diketahui, bilamana volume air tinggi atau rendah, sehingga bisa memastikan apakah sungai bisa diarungi atau tidak. Kondisi terbaik mengarungi sungai ketika volume mencapai 800 – 10.000 cfs. Biasanya ukuran volume air dapat dianggap sebagai tinggi air dan kekuatan aliran sungai. Di negara kita, situasi ini dapat terjadi pada bulan April s.d November. Diluar bulan tersebut, sifat sungai akan cepat berubah secara drastis. Sungai dengan vol. 800 – 10.000cfs cenderung mudah dilalui, karena kendali melalui jeram dan rintangan relatif lebih mudah dikuasai. Sebaliknya sungai besar dengan vol diatas 40.000 cfs umumnya sulit dilalui dan dihindari.Sekali terjebak dalam lengkungan ombak dan menabrak rintangan batu, cenderung berakibat menghancurkan. Untuk mengetahui jumlah volume / debit air suatu sungai pada suatu tempat dapat diukur.

Mengetahui luas penampang sungai

Hal ini dapat dilakukan dengan mengukur lebar sungai pada satu titik, kemudian mengukur kedalaman sungai setiap 5 meter dari satu titik ke titik lainnya pada satu garis lebar sungai. Mengetahui kecepatan arus sungai.
Arus air diukur dengan menghitung waktu tempuh yang diperlukan oleh suatu obyek untuk menempuh suatu jarak tertentu. Volume / debit air sungai dapat diketahui dengan mengalikan luas penampang sungai dengan kecepatan arusnya. Untuk melakukan pengukuran volume/debit air ini kita harus mencari tempat yang memungkinkan kita untuk dapat menyeberanginya dengan mudah untuk mengukur kedalaman dan lebar sungai, serta arus sungai yang relatif sama pada tempat kita mengukur volume / debit air sungai supaya tercapai akurasi yang tinggi.

III.2.2. TINGKAT KECURAMAN ALIRAN SUNGAI ( GRADIENT ) Tingkat kecuraman / kemiringan aliran sungai menunjukkan nilai rata - rata penurunan dalam suatu jarak tertentu. Setiap sungai pada jarak tertentu mempunyai tingkat kecuraman yang berbeda. Kadang tajam dan sebaliknya mendatar. Kecuraman bisa dianggap sebagai petunjuk kasar tingkat kesulitan dan kecepatan alur aliran sungai. Sungai dengan tingkat kecuraman lebih kecil dari 10 kaki per mil biasanya alirannya lambat dan mudah untuk dilalui, sebaliknya bila mencapai 20 kaki atau lebih per mil baisanya arusnya cepat, berbahaya serta sulit dilalui. Untuk mengetahui tingkat kecuraman / kemiringan ( gradient ) suatu sungai dapat dilihat pada topografi sungai tersebut.

III.2.3. TONJOLAN DASAR SUNGAI ( ROUGHNESS ) Letak batuan atau tonjolan di dasar sungai yang tidak beraturan mengakibatkan turbulensi aliran arus sungai. Semakin tak beraturan letak batu di dasar sungai, semakin besar turbulensinya ( putaran air ke hilir ).

III.2.4. PENYEMPITAN LEBAR PENAMPANG SUNGAI ( CONSTRICTION ) Penyempitan lebar penampang sungai, diakibatkan oleh pendangkalan dan kejadian alam lainnya. Semakin sempit aliran sungai, semakin deras arus air mengalir.

lll.3. KOMPONEN JERAM/RIAM. Bagian dari jeram / riam, terdiri dari beberapa komponen, sebagai berikut:

III.3.1. LIDAH AIR ( THE TONGUE ) Terbentuk dari dua alur yang terhambat batu dan bertemu membentuk huruf ‘V’ yang mengarah ke hilir. Bila terdapat lebih dari satu lidah air,maka yang terbesar merupakan jalur utama yang sebaiknya dipilih. Biasanya setelah melalui lidah air, pada ujung lidah air akan diikuti oleh ombak besar yang teratur.

III.3.2. OMBAK BERDIRI ( STANDING WAVES ) Benturan akhir arus kuat yang mengalir ke bawah dengan arus lambat yang mengalir secara mendatar di dasar sungai membentuk gelombang ke atas yang permanen dan yang disebut sebagai ombak berdiri. Ombak berdiri yang mencapai ketinggian lebih dari 3 meter disebut haystacks. Rangkaian ombak berdiri diawali oleh ombak yang lebih besar dan tinggi yang berangsur-angsur menjadi rendah. Selagi perahu melewati bagian ini, usahakan bagian haluan masuk dalam posisi lurus dan dayung mundur akan membantu perahu masuk melewati ombak yang berikutnya. Jika terpaksa harus melakukan ferry, maka hindari ketika perahu dalam posisi naik, dengan kata lain ferry dilakukan saat perahu menuruni ombak. Perlu diketahui, bahwa deretan ombak yang curam dan bagian puncaknya terpecah, sebaiknya dihindari karena turbulensi / putaran baliknya sangat kuat, tetapi ombak dengan puncak yang relatif mendatar merupakan alur yang aman, sebab perahu dapat naik di atasnya. III.3.3. ARUS BALIK ( REVERSAL / HOLES / STOPPER ) Menggambarkan aliran sungai yang mengayun keatas dan berputar ke belakang dengan sendirinya. Secara umum terdapat 3 bentuk arus balik sebagai berikut : 1. Disebabkan oleh batu yang berada di bawah permukaan air dan menghambat aliran air, mengakibatkan permukaan berikutnya berputar ke belakang dari bawah. Reversal ini menghasilkan buih-buih yang tersebar dan mengalir ke atas dan mendatar kebawah. Reversal kecil ini, dapat sementara menahan perahu untuk berhenti, tetapi reversal besar dapat membuat perahu terbalik dan awak perahunya tenggelam dan mati. Sedapat mungkin jenis reversal ini dihindari tetapi bila terlanjur masuk, usahakan agar perahu masuk lurus dan dayung maju sekuat-kuatnya dilakukan serempak agar mencapai arus maju di dasar sungai dan sekitarnya sehingga dengan segera dapat keluar dari radius reversal ini.
2. Hydraulic, merupakan reversal yang disebabkan oleh aliran yang turun secara vertikal. Jenis reversal ini hampir sama dengan reversal di atas, tapi daya putarnya lebih kuat. Hydraulic sangat berbahaya, karena bisa membalikkan perahu dan menenggelamkan awaknya.
3. Back Curling Standing Wave, merupakan reversal yang ujung lidahnya bergelombang melengkung ke belakang. Arus balik ini dengan mudah dapat membalikkan perahu. Biasanya gelombang bentuk ini berpasangan dan ombak pertama dapat mengangkat perahu dan ombak berikutnya memutar dan membalikkannya. Untuk mencegah kejadian ini, dayung korektif yang kuat untuk menahan gaya putar pada ombak pertama tadi.
III.3.4. PUSARAN AIR / ARUS BALIK ( EDDIES ) Menunjukkan suatu tempat, dibalik batu dimana arus sungai berhenti dan mengalir ke arah hulu. Daerah turbulensi antar suatu pusaran air dengan arus ke hilir biasanya ditandai dengan air melingkar dan bergelembung dan ini biasa disebut sebagai garis atau batas pusaran air / eddies. Jika tenaga pusarannya begitu kuat, maka batas pusaran menjadi putaran turbulensi yang berbahaya karena dapat menarik perahu berputar-putar dan terbalik. Pusaran air banyak dijumpai di air yang mengalir cepat secara beruntun dan dihadang batu besar yang terletak di bagian tengah atau tepi sungai. Bermanfaat sebagai tempat beristirahat atau sebagai tempat mengamati kondisi sungai di bagian hilir.
III.3.5. BELOKAN ( BENDS ) Belokan sungai perlu dipelajari karena merupakan dasar untuk memasuki belokan jeram / riam yang terletak di antara sela batu. Pada belokan sungai, arus yang cepat dan aliran yang dalam terdapat pada lingkaran bagian luar belokan sungai, antara lain akibat adanya kekuatan centrifugal, karenanya permukaan aliran arus yang berbelok cepat, sebaiknya yang dilalui bagian dalamnya. Perahu yang terperosok dan terlanjur masuk ke ke aliran tepi belokan sungai, kerap kali tidak ada pilihan lain untuk keluar dan baisanya kemungkinan akan terhempas atau menabrak bagian tepi sungai.
III.3.6. AIR DANGKAL ( SHALLOWS ) Kerap kali dijumpai pada penampang sungai yang melebar, memaksa awak perahu untuk memilih serta mencari dengan berbagai cara dan hati-hati, untuk memilih berbagai jalur untuk lewat. Ketika sedang mengamati berbagai jalur di antara air dangkal, maka yang perlu diingat sebagai petunjuk bahwa permukaan air dengan ombak yang besar biasanya menunjukkan aliran / alur sungai yang terdalam dan memiliki arus yang cepat, masuklah ke jalur ini. Jika suatu tepi sungai permukaannya tinggi, sedang lainnya rendah, maka jalur yang dipilih terletak mendekati tepi yang tinggi. Tempat-tempat yang perlu dihindari adalah dimana aliran sungai yang berombak kecil - kecil, karena merupakan tanda yang kuat bahwa tempat tersebut dangkal.

lll.4. SKALA TINGKAT KESULITAN SUNGAI Dengan berbekal pengetahuan tentang sifat dan dinamika sungai di atas maka dengan segera kita dapat mengatisipasi pada saat tertentu, saat kita berada dalam kesulitan. Kondisi yang menyatakan bahwa sungai berjeram itu sulit atau tidak, ditunjukkan melalui skala tingkat kesulitan sungai. Saat ini ada 2 skala yang dikenal dalam olahraga arung jeram, yaitu :

III.4.1. INTERNATIONAL SCALE Angka ukurannya adalah I s.d. VI; I = mudah dan VI = amat sulit dan tidak mungkin dilalui. Angka skala kesulitan ini berlaku dan digunakan di sungai - sungai Amerika Utara dan juga daratan Eropa.
III.3.2. WESTERN SCALE Angka skala ini diperkenalkan oleh penguasa Grand Canyon di Amerika yaitu Doc Marston. Ukurannya berkisar 1 s.d 10. Angka skala ini umumnya hanya digunakan di sungai bagian Barat Amerika, salah satunya Colorado.

INTERNATIONAL SCALE – WESTERN SCALE – DESCRIPTION

0 – I – I – air mendatar dan tenang
1 – 2 – II – Ombak bergelombang kecil, mudah dan tidak ada rintangan /hambatan yang berarti. Lintasan jalur/ alur sungai sangat jelas
3 – 4 – III – tingkat kesulitan jeram agak moderat, sedang, dan lintasan jalur/alur sungai sangat jelas. Memerlukan pengalaman yang cukup ditambah perlengkapan dan perahu yang memadai.
5 – 6 – IV – Sulit, ombak bergelombang tinggi dan tak beraturan, berbatu-batu, banyak pusaran air,jeram berlintasan sangat jelas tapi sempit. Untuk mengarunginya dibutuhkan keahlian meng-kendalikan perahu.
7 – 8 – V – Sangat sulit,aliran sungai berjeram panjang dan berturut-turut dan berombak kuat,tak beraturan dan banyak batuan yang membahayakan, pusaran air yang berbuih-buih,lintasan sulit diintai.Diperlukan kendali yang tepat dan cepat.Diutamakan awak perahu yang berpengalaman dan perlengkapan yang terbaik. 9 – 10 – VI – Teramat sangat sulit, jeramnya sulit dikendalikan berbahaya dan berturut - turut sepanjang jarak tertentu. Diantara awak perahu tidak ada kesempatan saling menyapa,karena setiap saat dihadapi arus berbahaya, aliran yang sangat curam. Kondisi seperti ini sangat memerlukan awak perahu dan perlengkapan yang terbaik.Seluruh awak harus berhati - hati dan tetap waspada. U – Sama sekali tidak mungkin dilalui. Olah Raga Penuh Bahaya Yang Mengasyikkan.  Arung jeram adalah salah satu olah raga yang dikategorikan sebagai extreme sports yang mampu memicu adrenalin seseorang hingga mau untuk melakukan lagi, lagi, dan lagi. Bagi orang normal, olah raga satu ini dianggap sebagai upaya bunuh diri belaka, namun tidak demikian bagi mereka yang menyukai tantangan. Sebenarnya apa sih arung jeram atau yang akrab dikenal dengan istilah rafting tersebut? Olah raga ini menggunakan perahu karet dan menempuh sungai yang biasanya memiliki arus deras. Olah raga ini diakui memang memiliki tingkat kesukaran tinggi, namun bahaya bisa dihindari bila para pelakunya mematuhi prosedur keamanan yang telah ditetapkan. Tidak hanya itu, arung jeram juga bisa melatih kita untuk bisa mematuhi perintah atasan. ‘Atasan’ yang dimaksud disini adalah pemimpin dalam sebuah perahu karet yang biasa disebut pengendali, yang berperan sebagai komandan sekaligus penentu nasib para awaknya.

Tanggung jawabnya tidak main - main lho, ia memegang tanggung jawab penuh untuk memerintah para awaknya. Buat kamu - kamu yang mau mencoba, pastikan tidak melewatkan bagian kedua yang membahas tentang tips berarung jeram yang baik Tips Berarung Jeram Yang Aman dan Selamat Bagian kedua dari tips berarung jeram adalah mengenai hal - hal yang harus diperhatikan saat menjalaninya. Yang pertama adalah memilih tempat dan perusahaan yang menawarkan jasa arung jeram yang ( sebisa mungkin ) sudah memiliki reputasi. Bukan apa - apa,  perusahaan yang berkualitas biasanya memiliki pemimpin alias pengendali yang kompeten di tempat - tempat yang telah dipilih. Selain kelengkapan peralatan, satu hal kecil yang kerap luput dari perhatian adalah jumlah perahu dalam berarung jeram. Bagi Anda yang masih pemula ( bahkan yang ahli sekalipun ), dianjurkan supaya berarung jeram dengan beberapa rombongan secara berbarengan. Hal ini akan memudahkan penyelamatan kalau - kalau ada peserta yang terlempar ke dalam air. Salah satu benda yang bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang sedang berarung jeram adlaah tali pengikat dan rompi penyelamat.

Yang pertama adalah untuk mengaitkan kaki Anda ( sekaligus mencegah diri sendiri terlempar ke dalam air ), sementara yang kedua berfungsi sebagai pelampung dan penyelamat utama saat seseorang terlempar ke dalam air. Langkah terakhir adalah memilih sungai yang akan ditempuh. Dengan derajat kesukaran II sampai V, jangan pernah memilih yang terakhir kalau Anda adalah seorang pemula, karena kemungkinan besar akan kapok dan tidak ingin berarung jeram lagi. Lakukan tahap demi tahap, supaya Anda bisa tahu tips-tips dan hal apa saja yang harus dilakukan bila ada kejadian tak terduga. Setelah semua itu Anda tempuh, jangan pernah meremehkan kondisi alam meski sudah menjadi seorang expert ( terutama berjuang di tingkat kesulitan VI yang dilarang ). Sehebat - hebatnya seorang manusia, dia tidak akan bisa melawan kekuatan alam. Selamat mencoba!!!!

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×