Ini kisah pengalaman kami tatkala gigih mendaki dari gunung ke gunung baik di tanah Jawa maupun tanah tetangga..eh tanah luar Jawa semisal NTB, Sumatera, dll. Sisi duka dan nestapa pasti ada, selain sisi menyenangkan di kala kita di alam bebas seperti gunung. Sisi gelap yang kami akan ceritakan adalah dikala berada di wilayah gunung, kita harus menghadapi badai. Tentu badai adalah gejala alamiah yang tak bisa kita bendung, walau denga ilmu Lembu Sekilan milik Brama Kumbara sekalipun. Yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa dan mencari tempat berlindung yang aman dan kita harus merebahkan badan seaman mungkin dari jangkauan angin besar yang bisa membawa kita terbang tak tentu arah.
Seperti yang kami alami saat pendakian di Gunung Merapi di Jawa Tengah, saat hampir tiba di memoriam yang berada di balik Pasar Bubrah Merapi bawah puncak, tiba - tiba badai menerjang! Suara menderu dan kencang luar biasa, sehingga kami berjalan sempoyongan seperti orang mabuk , akhirnya kami bertiarap di tanah di bawah memoriam, tak peduli lagi posisi badan, yang penting aman. Dan posisi itu bertumpuk - tumpuk waktu itu. Sialnya kawan yang bernama Ebit seenaknya lancarkan kentut yang bunyinya hampir mengalahkan suara angin!. Byarrr...!!..aku ingat, kepalaku ternyata tak jauh dari pantatnya..wow..sialan gumamku...masalah bau jelas tak terasa dan kupikir karena aku yakin pasti bau langsung dibawa angin badai yang berhembus kencang. Tetapi shock melanda dengan kentut yang menghambur. Demikian juga tatkala di Gunung Slamet Purbalingga. Saat turun, hujan dan badai melanda tak karuan, sehingga perjalanan kami terganggu dengan kesibukan berkali - kali jatuh karena licin dan angin..jadi suara Byar Byur kerap terdengar karena terlalu seringnya kami bergelimpangan di tanah yang berair. Jadi kewaspadaan tinggi perlu diterapkan, karena jika itu terjadi, selain kita mendaki gunung juga akan merasa seperti berjalan di selokan. Alangkah baiknya jika saat seperti itu kita tahan agar tak kencing sembarangan karena air kencing pasti tersebar dan bercampur badan saat kita jatuh di air. Ya tentu saja masalah kencing di sembarang tempat saat cuaca bagus pun juga tak perlu kita lakukan.Seperti contoh berikut ini..heheheh..:
Berusahalah untuk mencari tempat yang terlindung agar nanti nya tak membuat bau tak sedap buat pendaki lain.Bukankah kita juga akan merasa bingung? tatkala sampai di suatu gunung lalu merasa seperti di WC umum? Itu juga menjadi seperti menuai badai di gunung bukan?
Saat berada di Rinjani dan Agung juga badai mendadak datang tak bisa kami hindari, dan sebisa mungkin jika badai datang kita mencari tempat berlindung dan alangkah baiknya jika kita menstop perjalanan kita sampai badai berangsur mereda. Di Semeru begitu juga, badai datang laksana ombak bergulung dan biasanya terjadi saat malam menjelang pagi, suasana masih gelap. Semeru termasuk badai yang bisa mematikan karena selain kekencangan angin juga membawa batu kerikil yang menjadi berterbangan tak tentu arah. Sebaiknya memang siaga helm yang berlabel SNI agar aman dari badai dan dari tilang polisi..lho?....
Saat tidurpun kita juga mesti waspada karena sering tak sadar hewan liar mendekati tempat kita seperti di gunung Slamet, serombongan monyet hutan mendatangi untuk berburu sisa makanan. Mereka tak mengganggu selama kita juga tak mengganggu mereka, Jika kita ikut mengganggu, maka tak ubahnya kita mirip monyet..hehehe..
Badai adalah fenomena alam yang tak bisa kita hindarkan atau kita remehkan, itu yang bisa membuat kita merasa kecil di tengah alam. Jadikan pengalaman unik dan menantang saat kita berkegiatan di alam bebas. Mendaki gunung dan menuai badai. Hal yang wajar dan tak perlu kita menjadi ragu berkegiatan. Selalu bersiap diri mengantisipasi bahaya apapun juga termasuk badai. Dengan membawa perlengkapan kegiatan yang menunjang. Seperti topi rimba dan jaket yang relatif hangat dan aman melindungi kita. Dan tak perlu kita membawa kasur dan selimut tebal yang nantinya malah akan di koyak badai. Seperti contoh kawan pendaki yang bernama Gunawan, badai datang dia memakai sarung biar hangat maksudnya, sarung malah terbang tak lama kemudian, tinggallah badan kerempeng yang menggigil dingin sambil mulut megap - megap mirip ikan emas di luar aquarium! Jangan remehkan badai gunung.
Tatkala kita sampai di puncak suatu gunung setelah kita merasakan badai, akan menjadi pendakian yang serius karena harus melewati rintangan yang maha hebat. Bangga dan terharu setelah selamat dari badai dan kita raih puncak tertinggi
ARTIKEL TERKAIT: