Panduan Mendaki Gunung

Yang ingin menjejakkan kaki di gunung, tentu memerlukan pengetahuan dan panduan yang lugas dan mudah di terapkan namun penting di adakan. Karena jika tak ada persiapan tentu akan menimbulkan hal yang sangat tidak kita inginkan. Sebagai kamuflase dan gambaran, kali ini akan menurunkan tips dan panduan pendakian yang relatif bisa bagi peminat alam bebas.


Tentu juga berdasar pengalaman Belantara Indonesia selama melakukan pendakian gunung - gunung di Indonesia. Mendaki gunung tentu akan menemui hal - hal yang keras dan mempersulit perjalanan, tetapi itu tak akan bisa di hindari, karena pendakian gunung juga berusaha menaklukkan tantangan dan rintangan dan kembali pulang dengan selamat.

Hal pertama yang harus di adakan adalah masalah perjinan, baik dari orang tua maupun dari penjaga alam dimana kita akan melakukan pendakian. Dan juga perencanaan matang selama nanti dalam perjalanan. Ketika Belantara Indonesia berniat menuju Semeru , Rinjani , dan Agung dalam ekspedisi 3 gunung segala persiapan sangatlah membutuhkan waktu yang lama dan tentunya bukan menjadi harga yang murah dan sekedarnya karena menyangkut nyawa dan keselamatan.

Mulai dari pakaian hingga peralatan pendakian semacam tenda, harness, sepatu gunung, sandal gunung, topi, kaos tangan dan kaos kaki, jaket lalu alat - alat untuk memasak perbekalan sangatlah di hitung dengan cermat. Tak lupa juga alat navigasi darat, P3K dan peta gunung juga kami bawa. Dan jangan lupa, informasi tentang gunung yang akan kita daki, transportasi, pelaksanaan kegiatan juga harus di persiapkan dengan baik agar lancar perjalanan, efisien dan efektif.


Untuk perlengkapan perjalanan sebaiknya pilih perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi bebannya tidak melebihi kemampuan. Perhitungan beban total untuk seseorang tidak boleh melebihi sepertiga berat badan ( sekitar 15 - 20 kg ). Untuk pakaian lapangan sebaiknya jangan menggunakan pakaian dari bahan nilon dan celana jins.

Pakaian dari bahan nilon tidak menyerap keringat, sedangkan celana jins akan menjadi berat bila basah dan butuh waktu lama untuk dikeringkan. Semua perlengkapan pendakian dimasukkan ke dalam ransel yang ringan, kuat, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan, nyaman dipakai dan praktis.

Pakaian dari bahan katun cukup baik untuk mendaki gunung, terutama karena kemampuanya menyerap keringat. Sayangnya, pakaian dari bahan ini tidak mampu menjaga badan agar tetap hangat apabila basah, misalnya karena keringat.

Karena itu, seorang pendaki gunung harus pula membawa pakaian cadangan secukupnya. Bahan yang paling baik untuk mendaki gunung adalah WOL. Bahan ini, masih mampu menjaga kehangatan badan kendati basah, juga cepat kering kembali.

"Kesalahan yang paling mendasar, yang dilakukan oleh pendaki gunug berpengalaman sekalipun adalah memekai celana atau jaket dari bahan JEANS". Bahan ini memang tanpak kuat dan praktiis, tetapi sulit sekali kering apabila basah. Kalau sudah basah, celana atau jaket dari bahan jeans menjadi lebih berat lagi. Suhu udara di gunung dingin akan terasa lebih dingin lagi kalau kita memekai pakaian dari bahan jeans.


Selain pakaian untuk jalan, pendaki gunung juga memerlukan pakaian untuk menghangatkan badan terutama ketika sedang berhenti atau beristirahat. Baju tebal dari wol, misalnya sweater merupakan pilihan yang cukup baik, asal sudah diperhatikan kemampuamya untuk menghangatkan badan. Kalau perlu, bawalah beberapa pakaian hangat sekaligus, tentu dengan memperhitungkan masalah praktisnya.

Masalah lain yang harus diperhatikan adalah usaha untuk menjaga pakaian didalam ransel agar tetep tetap kering dan tidak basah oleh air hujan. Pergunakanlah kantung plastik yang besar untuk membungkus pakaian - pakaian itu. Kalau perlu, beberapa kantung plastik sekaligus. Jangan mengambil resiko dengan membiarkan pakaian-pakaian itu basah.

Gunung - gunung di Indonesia umumnya tinggi curah hujannya. Perlengkapan untuk menahan curah hujan menjadi begitu penting di sini. Banyak kecelakaan di gunung indonesia pada dasarnya berpangkal dari perlengkapan hujan yang tidak dibawa. Kematian yang mengakhiri kisah kecelakaan di gunung kebanyakan karena kelalaian ini, karena si korban tidak mampu menahan dingin akibat kebasahan.

Jaket hujan yang dilengkapi dengan celananya membut gerakan si pendaki bebas. Ponco untuk hujan juga pilihan yang baik, karena bisa sekaligus dipakai untuk menutupi ransel. Ponco juga tidak menyebabkan keringat tertahan sehingga menyebabkan kondensasi di permikaan kulit kita.

Lagi pula, ponco juga bisa dipakai untuk kegunaan lain, seperti bivak ( pondok darurat ), alas tidur atau duduk, menampung air, dan menutupi barang diluar ketika kita sedang beristirat di dalam tenda. Pemilihan warna untuk pakaian mendaki gunung bukannya berdasarkan selera.

Untuk memudahkan orang lain melihat kita, terutama kalau terjadi kecelakaan, dianjurkan seorang pendaki gunung memakai pakaian berwarna mencolok, misalnya merah, kuning atau oranye. Dengan pertimbangn yang sama, usahakan pula untuk memilih warna yang mencolok untuk perlengkapan lainnya seperti ransel, ponco, jaket dan sebagainya.

Bagaimana bila dalam pendakian gunung ada masalah? Petunjuk grafis untuk mengatasi masalah seperti tersesat, bertahan hidup ( survival ), dan kecelakaan juga disertakan. Orientasi medan ( navigasi darat ) adalah suatu cara untuk menentukan posisi dan arah perjalanan, baik di daerah sebenarnya maupun di peta.

Karena itu, pengetahuan tentang peta dan kompas serta teknik penggunaannya perlu dipelajari dan dipahami agar tidak mudah tersesat. Dalam pendakian, ada baiknya memperhatikan keadaan alam sekitar yang bisa dijadikan tanda yang mudah diingat, seperti tumpukkan batu, pohon tinggi, pohon tumbang, dan aliran sungai. Tanda - tanda tersebut bisa digunakan sebagai pemandu ke jalur semula bila kebetulan tersesat.

Kalau tersesat sebaiknya kita tetap tenang dan ingat rumus STOP ( S: Stop/Seating, T: Think, O: Observation, P: Planning ).

Bertahan hidup di alam bebas ( survival ) adalah keahlian untuk bertahan hidup dalam situasi yang mendesak. Keahlian ini sangat diperlukan oleh setiap pelaku kegiatan alam bebas. Elemen survival antara lain cara menemukan air, cara membuat api, cara menemukan makanan, cara membuat jebakan, cara membangun perlindungan, dan cara menarik perhatian untuk penyelamatan ( SAR ).

Selain itu juga perlu disiapkan survival kit untuk antisipasi apabila menghadapi suatu masalah dalam pendakian gunung. Survival kit ini umumnya berisi perlengkapan jahit, cermin, pisau multiguna, peniti, peluit, peralatan mancing, senter, korek api, kaca pembesar dan lilin.

Mendaki gunung tidak hanya membutuhkan niat yang kuat saja, namun juga kesiapan fisik. Daya tahan ( endurance ) teramat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk tiba di puncak. Hal yang paling sering muncul dalam bahaya subjektif atau bahaya yang ditimbulkan oleh pendaki itu sendiri adalah risiko medis.

Resiko medis tersebut antara lain hipotermia, dehidrasi, patah tulang, trauma, cedera otot dan lain-lain. Pengetahuan untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) perlu dipelajari dan dikuasai, sehingga apabila terjadi kecelakaan kita dapat melakukan langkah pertolongan pertama dan dapat menghindari cacat permanen maupun kematian.

Leave No Trace. Program Leave No Trace dirancang untuk memperkecil dampak sosial dan lingkungan dalam kawasan pendakian gunung.

Prinsip - prinsip dasar Leave No Trace adalah:
ü Perencanaan dan pesiapan yang baik.
ü Berkemah dan bepergian di atas permukaan tanah yang tahan dan awet.
ü Buanglah kotoran dengan benar.
ü Biarkan apa yang anda temukan.
ü Minimkan penggunaan dan akibat dari api unggun.
ü Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan.
ü Dengan memelihara diri sendiri dan grup anda saat perjalanan di alam bebas,
anda termasuk dalam posisi melindungi lingkungan.  

Selamat mendaki, sahabat alam...

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×