Penamaan Parangtritis memiliki kesejarahan tersendiri. Konon, seseorang bernama Dipokusumo yang merupakan pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah ini beratus - ratus tahun lalu untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan - tetesan air yang mengalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang ( = batu ) dan tumaritis ( = tetesan air ). Pantai yang terletak di daerah itu pun akhirnya dinamai serupa. Pantai Parangtritis merupakan pantai yang penuh mitos, diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta dan Parangtritis. Pantai ini juga diyakini sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga sesaat setelah selesai menjalani pertapaan. Dalam pertemuan itu, Senopati diingatkan agar tetap rendah hati sebagai penguasa meskipun memiliki kesaktian.
Sejumlah pengalaman wisata bisa dirasakan di pantai ini. Menikmati pemandangan alam tentu menjadi yang paling utama. Pesona alam itu bisa diintip dari berbagai lokasi dan cara sehingga pemandangan yang dilihat lebih bervariasi dan anda pun memiliki pengalaman yang berbeda. Bila anda berdiri di tepian pantainya, pesona alam yang tampak adalah pemandangan laut lepas yang maha luas dengan deburan ombak yang keras serta tebing - tebing tinggi di sebelah timurnya.
Untuk menikmatinya, kamu bisa sekedar berjalan dari arah timur ke barat dan memandang ke arah selatan. Selain itu, kamu juga bisa menyewa jasa bendi yang akan mengantar melewati rute serupa tanpa lelah, dan ada juga tawaran menunggang kuda untuk menjelajahi pantai. Usai menikmati pemandangan Parangtritis dari tepian pantai, kamu bisa menuju arah Gua Langse untuk merasakan pengalaman yang berbeda. Di jalan tanah menuju Gua Langse, kamu bisa melihat ke arah barat dan menyaksikan keindahan lain Parangtritis.
Gulungan ombak besar yang menuju tepian pantai akan terlihat berwarna perak karena sinar matahari, dan akan berwarna menyerupai emas bila sinar matahari mulai memerah atau menjelang senja. Puas dengan pemandangan alamnya kamu bisa menikmati pengalaman wisata lain dengan menuju tempat - tempat bersejarah yang terdapat di sekitar Pantai Parangtritis. Salah satunya adalah Makam Syeh Bela Belu yang terletak di jalan menuju pantai. Kamu bisa naik melalui tangga yang menghubungkan jalan raya dengan bukit tempat makam sakral ini. Umumnya, banyak peziarah datang pada hari Selasa kliwon.
Selesai mengunjungi makam, kamu bisa menantang diri untuk menuju Gua Langse, gua yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3 km dan melalui tebing setinggi 400 meter dengan sudut kemiringan hampir 900. Untuk memasuki gua yang juga sering disebut sebagai Gua Ratu Kidul ini, kamu harus meminta ijin pada juru kuncinya terlebih dahulu. Menurut salah seorang penjaga Pantai Depok yang di waktu mudanya sering menuruni gua, kamu bisa melihat pemandangan laut selatan yang lebih indah begitu berhasil memasuki gua.
Pada tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Cina, akamu bisa melihat prosesi upacara Peh Cun di Parangtritis. Peh Cun, berasal dari kata peh yang berarti dayung dan cun yang berarti perahu, merupakan bentuk syukur masyarakat Tionghoa kepada Tuhan. Perayaan ini juga bermaksud mengenang Khut Gwan ( Qi Yuan ), seorang patriot dan sekaligus menteri pada masa kerajaan yang dikenal loyalitasnya pada raja hingga ia difitnah oleh rekannya dan memilih bunuh diri. Perayaan Peh Cun di Parangtritis tergolong unik karena tidak diisi dengan atraksi mendayung perahu berhias naga seperti di tempat lain, tetapi dengan atraksi telur berdiri.
Untuk mencapai Parangtritis, kamu bisa memilih dua rute. Pertama, rute Yogyakarta - Imogiri - Siluk - Parangtritis yang menawarkan pemandangan sungai dan bukit karang. Kedua, melewati rute Yogyakarta - Parangtritis yang bisa ditempuh dengan mudah karena jalan yang relatif baik. Disarankan, kamu tidak mengenakan baju berwarna hijau untuk menghormati penduduk setempat yang percaya bahwa baju hijau bisa membawa petaka. Selamat berwisata.
ARTIKEL TERKAIT: