Selama kami di alam bebas dan menggeluti kesukaan itu, selalu berusaha mencari kawan darimanapun yang kami temui di alam. Baik di jalur dan puncak - puncak gunung, maupun di tengah rimba. Tak bisa kita pungkiri, teman ada dan kita membutuhkan. Seperti saat kami di Gunung Singgalang , di Telaga Putri kami harus berkutat karena hampir kehabisan tenaga dan bekal, tetapi tak kami sangka, ada uluran tangan dari pendaki dari Sulawesi yang membantu kami mengisi perut dan menyuplai tenaga. Apa daya kami seandainya tak ada bantuan dari teman?.
Saat kami menjadi sweeper di pendakian Merapi, setelah Pasar Bubrah menjelang puncak Garuda , karena jalur menanjak dan panas matahari, kami hampir pingsan, untunglah ada teman dari belakang yang menyangga kami, teman dari Semarang. Sehingga selamatlah dari jatuh berguling dari ketinggian. Hal baik yang pasti adalah karena Tuhan berkehendak aku dan kami selamat.
Fenomena tadi juga masih terulang di banyak pendakian dan juga arung jeram kami, menjadikan semakin sadar, teman sangat di perlukan untuk menyokong dari hal - hal yang terkadang datang dan tak kita inginkan. Maka, tak ada salah dan tak merendahkan harkat kita jika dalam suatu perjalanan, bertemu kawan di alam, keluarkan sapaan, jadikan sahabat atau paling tidak teman. Niscaya akan berguna.
Dalam keseharian, dalam dunia mana saja, termasuk dunia maya ataupun nyata, teman juga sangat berarti, hilangkan keegoan dan rasa angkuh, membandingkan satu sama lain dengan yang lebih baik. Hindari rasa takabur berselimut rendah hati , agar nyaman dalam berkawan. Belantara Indonesia bisa berdiri juga karena kawan, pengurus kami juga kawan, yang akhirnya bisa membuat maju organisasi. Semua karena kemauan berkawan dan pengasahan ilmu yang tepat. Tak harus menjadi sarjana atau S1 dan S2, yang pada dasarnya akan membawa kita menjadi takabur karena gelar. Ada kutipan:
" Aku S1, tapi sudah terlalu lama selesainya, mana mungkin aku bisa tahu tentang organisasi berbasis petualangan alam? "
Itulah yang kami maksud, takabur berselimut rendah hati.
Marilah kawan, temukan dan carilah kawan di alam ini secara sehat dan benar, tanpa harus membedakan kasta. Dalam pendakian gunung, semua itu sirna, yang ada kita semua adalah manusia yang sama. walaupun mempunyai gelar setinggi langit, pasti juga akan kembang kempis dalam pendakian, dan lapar jika perbekalan habis. Siapa yang kita butuhkan? Kawan.
Terakhir kalinya, atas nama Para Sherpa Belantara Indonesia, kami ucapkan terima kasih kepada kawan semua baik dari dunia maya maupun nyata. Dari dunia maya, terima kasih karena telah banyak memeberikan sumbangan bermutu dan mengisi kami, baik dari segi petualangan maupun dari segi dunia webblog. Tak bisa disebut satu persatu, tetapi paling tidak, dari Followers yang banyak membantu. Tetaplah jadi kawan kami, hingga dunia nyata. Terima kasih khusus untuk Jeng Diana author meworldwords yang telah mengeluarkan teriakan: Viva Belantara Indonesia!
ARTIKEL TERKAIT:
