Wisata Alam Di Wilayah Bandung

Wisata alam di wilayah Bandung adalah lokasi wisata lain di Bandung selain yang dikenal luas selama ini, seperti toko - toko pakaian, makanan yang membuat perut terasa lapar kembali walau nasi dan lauk di rumah sudah kita makan habis. Cobalah tengok wisata alam di wilayah Bandung lainnya, tepatnya di wilayah Bandung Selatan, panorama indah dan udara sejuk akan menghampiri kita.

Objek - objek yang menarik di kawasan ini antara lain adalah Kawah Putih, Danau Situ Patengang, Camping Ground Ranca Upas, Kebun teh Ranca Bali dan pemadian - pemandian air panas yang banyak terdapat dikawasan ini. Saat menuju lokasi ini dari Bandung kita akan melewati kota kecil yang bernama Ciwidey, dikota kecil ini kita bisa berhenti untuk sekedar menikmati buah strawberry yang bisa dipetik sendiri langsung dari kebunnya, tarif yang dikenakan rata - rata Rp.10.000,- perkilo untuk setiap buah strawberry yang dipetik.

KAWAH PUTIH

Kawah putih ini merupakan Objek wisata pertama yang akan kita jumpai saat menuju kawasan wisata di daerah ini. Kawah putih ini adalah merupakan kawah dari Gunung Patuha yang berketinggian 2.434 m dari permungkaan laut, kawah putih itu sendiri berada pada ketinggian 2.194 m dari permungkaan laut. Selain kawah putih ini masih ada lagi satu kawah yang terletak di puncak gunung Patuha yang dikenal dengan nama Kawah Saat.

Kedua kawah ini terbentuk saat letusan yang terjadi pada abad ke X dan XII. Dari kedua kawah itu yang indah untuk dikunjungi adalah Kawah Putih, saat memasuki areal kawah putih kita akan disambut oleh bau belerang yang menyengat hidung, bentuk kawah putih mirip sebuah danau yang dikeliingi oleh dinding bukit berbatu yang sangat terjal namun dari arah masuk ke kawah ini agak landai sehingga kita bisa menyentuh air kawah yang mengandung belerang.

Warna air kawah berubah - ubah tergantung pada kandungan mineralnya saat itu. Kadang - kadang danau ini memutih seperti ditutupi salju, tapi terkadang juga berwarna hijau kebiru - biruan. Suasana di sekitar kawah ini sangat tenang dan hening serta panoramanya membuat pengujung tak henti - hentinya mengabadikan keindahan kawah ini lewat kamera mereka.

RANCA UPAS

Kawasan ini adalah merupakan kawasan camping ground yang sangat luas, prasananya lengkap dan dikelola dengan baik bahkan dalam kawasan ini juga terdapat pemandian air panas. Selain itu kawasan ini juga merupakan tempat penangkaran rusa. Ranca Upas sering sekali dipakai oleh kelompok pendaki gunung untuk berlatih navigasi darat maupun survival karena di kawasan ini ada daerah yang berbukit - bukitnya, rawa dan hutan yang cukup lebat sehingga menjadikannya lokasi yang cocok untuk berlatih.

Jika anda tidak mau repot disini juga banyak terdapat warung - warung yang menjual makanan dan bahkan menyewakan tenda - tenda untuk camping, akan tetapi jangan terlalu banyak berharap dengan kwalitas tenda yang disewakan. Setiap malam minggu Ranca Upas banyak dikunjungi oleh pecinta alam bebas dari Bandung dan sekitarnya. Suhu pada siang hari di kawasan ini berkisar 25º - 28º C dan pada malam hari bisa turun hingga 5ºC. Jadi bagi anda yang berniat untuk camping disini ada baiknya mempersiapkan sleeping bag dan jaket untuk menghadapi suhu yang cukup dingin tersebut.

RANCA BALI

Dari Ranca Upas jika kita meneruskan perjalanan menuju danau Situ Patengang maka kita akan melewati areal perkebunan teh Ranca Bali. Sebelumnya kita terlebih dahulu akan melewati dua tempat pemandian air hangat yaitu Cimangu dan Walini. Di kompleks Walini ini terdapat sebuah kola air panas yang besar dan beberapa buah bungalow yang dikelilingi oleh perbukitan yang ditutupi oleh hamparan kebun teh yang menghijau bagaikan permadani. Ranca Bali yang terletak 42 km dari Bandung ini merupakan kawasan perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara VIII, Jawa Barat. Pagi hari udara sangat segar dan kegiatan tea walk sangat menyenangkan dilakukan disini.

SITU PATENGANG

Setelah melewati Ranca Bali maka kita akan sampai di Situ Patengang, sebuah danau cantik yang dikelilingi oleh perkebunan teh. Keheningan di sekitar lokasi Patenggang semakin menambah indahnya suasana di danau yang beriak kecil ini, danau ini luasnya 48 hektar. Nama Situ Patengan berasal dari bahasa Sunda yaitu Pateangan - teangan yang artinya saling mencari. Alkisah nama tersebut merupakan sebuah mitos masyarakat setempat yang merupakan perlambang dari kisah cinta abadi dari dua pasang kekasih yang terpisah.

Cinta dari putra Prabu dan putri titisan Dewi yang besar bersama alam yaitu Ki Santang dan Dewi Rengganis , mereka berdua berpisah untuk sekian lamanya namun karena cinta mereka yang begitu dalam membuat rasa ingin bertemu demikian besar. Mereka saling mencari dan akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan “Batu Cinta” Dewi Rengganis pun minta di buatkan sebuah danau dan perahu untuk berlayar bersama. Perahu inilah yang kemudian berubah menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati dan kemudian dikenal dengan sebutan “Pulau Sasaka” yang berarti Pulau Asmara.

Menurut cerita dan kepercayaan masyarakat setempat jika singgah di Batu Cinta dan kemudian mengelilingi Pulau Asmara, maka senantiasa akan mendapatkan cinta yang abadi seperti Ki Santang dan Dewi Rengganis. Dikawasan ini sarana penujang wisata sudah tertata rapi, pengunjung bisa menyewa perahu untuk melayari danau Patengang dan memutari pulau Asmara, atau bisa juga menyewa sepeda air untuk mengelilingi danau kecil ini.

Dari tengah danau jika pandangan diedarkan tampak puncak gunung Patuha dan hamparan kebun teh. Diakhir pekan kawasan ini banyak dikunjungi oleh pengujung yang datang untuk bersantai diantara mereka juga terselip pasangan kekasih yang terbuai oleh indahnya Patengang serta harapan akan mendapat cinta yang abadi seperti Ki Santang dan Dewi Rengganis.

AKSES DAN AKOMODASI

Untuk mencapai kompleks wisata alam di Bandung selatan ini mudah sekali selain jalannya beraspal mulus juga angkutan umum mudah dijumpai. Jika anda menggukan kendaraan pribadi, dari Bandung arahkan kendaraanan anda kearah Ciwidey melewati Soreang dan setelah melewati Ciwidey anda akan disambut oleh panorama alam pegunungan dan sejuk. Pertigaan ke Kawah Putih akan pertama kali anda jumpai disini, terletak disebelah kiri jalan Ciwidey – Situ Patengang.

Jalan menuju Kawah Putih juga mulus dan dikawasan kawah putihnya sendiri ada tempat parkir yang lumayan luas. Ranca Upas sendiri terletak tidak jauh setelah pertigaan Kawah Putih, berada disebelah kanan jalan dan kita segera akan menemukan gerbangnya. Kendaraan dapat masuk hingga kedalam lokasi. Jika anda mengunakan angkutan umum berikut adalah rangkaian angkutan yang bisa digunakan dari terminal Leuwi Panjang Bandung:

· Leuwi Panjang – Ciwidey
Mengunakan bis dengan jarak tempuh 1,5 jam bahkan lebih karena terkadang bus suka ngetem di terminal Soreang. Ongkos per orang hingga ke Ciwidey adalah Rp.5.000,-

· Ciwidey – Kawah Putih
Menggunakan angkot bertrayek Ciwidey – Patengang, angkotnya berwarna kuning dengan jarak tempuh sekitar 30 – 40 menit. Ongkos per orang hinga pertinggaan Kawah Putih Rp.3.000,- dari pertigaan ini untuk masuk hingga ke lokasi Kawah Putih bisa menggunakan angkutan yang disediakan oleh pihak pengelola dengan tarif Rp.5.000,- per orang untuk pergi dan pulang. Akan tetapi jika anda hanya pergi sendiri atau berdua maka anda harus menunggu rombongan lain agar bisa terisi penuh. Ada alternatif lain jika anda pergi sendirian atau berdua yaitu dengan menyewa ojek motor dengan tarif Rp.15.000 pergi pulang.

· Kawah Putih – Ranca Upas
Dari pertigaan Kawah Putih menuju Ranca Upas kembali kita menumpang angkot yang bertrakyek Ciwidey – patengang tadi dan turun di Ranca Upas. Ongkos per orang adalah Rp.1.500,- Dari gerbang Ranca Upas masuk kelokasi bisa berjalan kaki karena hanya berjarak 300 meter.

· Ranca Upas – Patengang
Dari Ranca Upas daik angkot menuju Patengang dengan ongkos Rp. 3.000,- per orang tapi kita akan dikenakan retribusi masuk yang langsung di tarik oleh supir angkot yaitu Rp. 4.000,- per orang. Jika Dari Ciwidey langsung ke Patengang ongkosnya Rp.10.000,- dan sudah termasuk retribusi masuk kawasan wisata Patengang.

Untuk retribusi di Kawah Putih adalah:
· Tanda masuk per orang Rp.3.500,-
· Motor Rp.1.000,-
· Sedan dan mini bus Rp.3.000,-
· Bus / Truck Rp. 5.000,-
Untuk retribusi di Ranca Upas adalah;
· Tanda masuk per orang Rp. 3.500,-
Untuk retribusi di Situ Patengang adalah:
· Tanda masuk per orang Rp.4.000,-

AKOMODASI

Kebanyakan penginapan di daerah ini hanya didatangi pengunjung pada saat libur. Di Ciwidey terdapat beberapa penginapan, diantaranya Sindang Reret Hotel, Penginapan Sederhana, selain itu juga disepanjang jalan Ciwidey menuju arah Patengang terdapat penginapan - penginapan kecil. Berkemah juga bisa di Ranca Upas.

Jika anda berencana untuk mengunjungi wisata alam di Bandung selatan ini, akan tetapi hanya punya waktu libur hari sabtu dan minggu, sebaiknya anda berangkat ke Bandung hari jumat sepulang kerja. Gunakan Bus tujuan Bandung via jalan Tol Cipularang dan hanya butuh waktu 2,5 jam dari Jakarta selanjutnya anda bisa bermalam di Bandung dan baru keesokan paginya ( Sabtu ) baru melanjutkan perjalanan ke Ciwidey dan lanjut ke Situ Patengang.

Setelah puas menikmati alam indah disana. Anda bisa bermalam / camping di Ranca Upas tapi ada baiknya anda masuk ke Ranca Upas sewaktu hari masih siang agar anda bisa soft hiking di Ranca Upas sembari melihat - lihat penangkaran rusa. Hari minggu paginya anda bisa langsung ke Kawah Putih dan setelah itu bisa langsung bali ke Jakarta. Tapi jika anda bersama-sama rombongan anda bisa mencater Mobil langsung mengantarkan anda ke Ranca Upas pada Jumat malam itu juga.

Masih banyak lokasi - lokasi wisata alam yang banyak terdapat disekitar Bandung. Anda tinggal explore dan Discover betapa alam Indonesia itu indah dan menawan.

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×