Bicara Jogja tidak pernah ada habisnya. Dengarlah cerita dan pengakuan Katon Bagaskara ketika menciptakan lagu Yogyakarta yang legendaris ini:
Katon diminta Adi membuat lirik. Dalam pikiran Katon, lagu mestinya berbau latin. Itu berarti ia harus membuat setting kota di mana di kota itu terjadi romantika percintaan seseorang yang lama ditinggalkan kekasihnya. Namun, kota tersebut selalu membawa kenangan indah. Romantika lagu sudah jadi, tetapi kotanya belum terpilih. Konsep awal yakni nama kota yang berbau Eropa, membingungkan Katon.
“Saya lalu berpikir, kenapa tidak kota di Indonesia, namun yang bisa membangkitkan romantisme, dan terpikirlah Yogyakarta. Langsung kebayang Malioboro, Tugu, Tamansari, yang tiap sudut menyapaku bersahabat”, kata Katon Bagaskara.
Jogjakarta, akan selalu menjadi kota yang istimewa bagi orang yang pernah tinggal disana. Dan aku akan selalu merindukan Jogjakarta, dengan segala kisahnya.
Coba dengarkan lagu dari Katon Bagaskara yang berjudul: Jogja, Cinta Tiada Akhir berikut ini :
Membekas….jejakku di pantai berpasir
deru Parangtritis memanggil
Sekian lama, merebut hidup tanpa akhir
saatnya kumanja nurani
Ada haru di sela ombakmu,
gamelan lirih melenakan kalbu
termanguku di situ
Asyik terpukau, lalu - lalang orang di jalan
ramai sepeda beriringan
Senyum menawan wajah ramah memberi salam
hati terhanyut damai tenteram
Anggun gemulai sang dewi penari
bawa legenda putri di tamansari
betapa mesranya, budaya menyapa
Reff.
Janganlah dulu, waktu berlalu
biar kureguk pesonamu
Lalu melepas beban di dada
kala susuri kota
Setiap waktu kini berpadu
pada kenangan tak berlalu
segenap rasa.. dariku t’rus mengalir
cinta tanpa akhir
untuk Jogja
Kutitip rindu di bangunan tua….
romansa Jawa membuai tak terasa
betapa lugunya, budaya menyapa
Silahkan download DI SINI
Jogjakarta tetap istimewa dan kami dan Anda akan tetap mencintai Jogja....Salam Rimba Indonesia!
ARTIKEL TERKAIT: