Pendakian Slamet kami mulai dari Bambangan Purbalingga tempat nya Bapak Muhaeri. Sepanjang jalur memang sangat wah dengan alamnya. Tak berpanjang kata tentang gunung Slamet karena rute pendakian dan aneka ragam Gunung Slamet pernah kami turunkan disini sebagai artikel. Juga tentang bebagai mitos berbau angker dan mistik seperti di pos 3 yang terkenal bagi pendaki Slamet, yakni Samarantu .Setelah kita sampai di Plawangan, yang merupakan pintu gerbang menuju puncak Slamet, kita akan di hadapkan oleh medan jalur yang teramat menanjak dengan jalan berupa batuan lepas dan tak ada pohon sebagai pelindung. Kecuali anda membawa payung, hingga bisa melindungi dari terik matahari, tetapi jangan payung berwarna pink, karena akan kelihatan anda pendaki genit!...
Bagi yang tak terbiasa, melewati tanjakan tadi akan sambil sedikit merangkap berpegang pada batuan agar tak jatuh kebawah.. ya jatuh ya kebawah, tak ada jatuh ke atas. Hanya sesekali kita bisa melihat Edelweis yang tumbuh di sana. Setelah melampaui tanjakan tadi kita akan berada di sebuah batu yang mirip pagar memanjang, itulah batas antara jalur dari Plawangan dengan puncak Slamet. Dari sana kita akan menemui jalur menurun ke puncak. Lalu kita akan berada di tengah daerah berpasir dan luas mirip di bawah gunung Bromo. Di tengah kawasan berpasir itulah kawah Slamet berada dan mengepulkan asap yang tiada henti. Indah. Setelah puas di danau kawah Slamet, kita sebaiknya segera turun karena selain disana tak bisa mendirikan tenda istirahat juga tak ada tempat berteduh dari panas matahari, juga sering datangnya badai yang tak bisa di perhitungkan.
Menuju turun juga sama seperti saat naik, yaitu super hati - hati. Turunan curam serta berbatu lepas akan menyulitkan pendaki, jadi sebaiknya jangan berjualan seperti pedagang asongan karena akan tak sempat berjualan! Setelah kita menemukan pohon pertama dari puncak, berarti kita telah sampai di Plawangan kembali dan bisa beristirahat sejenak di bawah pohon dan di atas rumput. Segar! Itulah tingkat kesulitan pendakian Slamet, saat menuju base camp kembali akan lebih enak dengan lingkungan yang hijau dan pepohonan yang rimbun. Serta bisa mudah menemui hewan liar di sana.
Jadi silahkan daki gunung Slamet, dan tak hanya mendaki Pak Slamet tetangga anda, karena beliau akan marah serta keenakan anda daki sendirian. Jaga hutan agar tetap hijau ya sahabat..
ARTIKEL TERKAIT:
Perjalanan
- Ericks Rachmat, Pendaki 7 Puncak Tertinggi Indonesia
- Ada Kisah Di Penanggungan
- Menjejak Langkah Menggapai Jonggring Saloka
- Liburan Di Yogyakarta Puas Dan Hemat
- Mendaki Atapnya Yogyakarta
- Tabah Sampai Akhir
- Puncak Ama Dablam Di Gapai Pendaki Indonesia Lagi
- Mencumbu Lawu Dari Cemoro Sewu
- Ullen Sentalu Di Kaki Merapi
- Rinjani Akhirnya Tergapai Kembali
- Mendaki Rinjani, Jangan Terbatas Mimpi!
- Gunung Agung, Titik Tertinggi Menara Suci Di Bali
- Dakilah Rinjani Bersama Kami
- Mengunjungi Majapahit Di Gunung Lawu
- Kepercayaan Dalam Sebuah Persahabatan
- Dengan Anggunnya Merapi Menaklukanku
- Belantara Indonesia Road To Pamekasan
- Memburu Sang Fajar Di Puncak Papandayan
- Menggapai Mimpi Di Mahameru
- Sang Raja Gunung Menapak Puncak Mahameru
- Deru Debu Di Merapi
- Tips Menjadi Teman Perjalanan Yang Baik
- Menjelajah 41 Negara Dengan Cinta
- Dihadang Bukit Penyesalan
- Transportasi Menuju Gunung Rinjani