Gunung Bromo adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif, dan menjadi objek wisata yang sangat terkenal di Indonesia. Bromo memiliki ketinggian 2.392 Mdpl, serta terletak di 4 wilayah di Jawa Timur yaitu, Pasuruan, Lumajang, Probolinggo dan Malang.
Bromo tergabung dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang meliputi Gunung Bromo. TNBTS juga meliputi perkampungan Suku Tengger dan gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Gunung Semeru.
Waktu terbaik untuk datang ke Bromo adalah sekitar bulan Juni - Oktober. Jika datang saat musim panas, wisatawan dapat melihat sunrise dan pemandangan gunung - gunung yang menghampar luas dengan saat cerah.
![]() |
Pasir Berbisik |
Menuju sebuah savana, yakni Savana Bromo merupakan hamparan rumput dikelilingi bukit hijau yang biasa disebut Bukit Tabi atau Bukit Teletubbies. Pemandangannya sangat indah dan membuat wisatawan betah berlama - lama disana.
Jangan dilewatkan setelah melewati savana, mampirlah di sebuah tempat yang bernama pasir berbisik. Pasir berbisik merupakan hamparan gurun pasir sepanjang mata memandang. Jika cuaca cerah, pasir akan terbang terbawa angin dan menerpa wajah kita. Itulah yang disebut pasir berbisik.
![]() |
Bukit Teletubbies |
Perjalanan menapaki pasir menuju anak tangga menuju puncak Bromo sebenarnya bisa dengan cara menyewa kuda dengan harga Rp 30 - 50 ribu. Tetapi apabila Anda seorang petualang sejati, semua itu bisa dilakukan dengan berjalan kaki.
Sesampai di kaki tangga menuju puncak Bromo, siapkan nafas dan stamina untuk memulai menapaki anak tangga yang akan memakan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai kawah Bromo. Kawah ini mengepulkan asap yang hangat dengan bau belerang yang khas. Pada bulan tertentu diadakan upacara Kesada untuk memohon berkah kepada Yang Maha Kuasa.
Sebagai catatan, di kawasan Bromo banyak yang menjual bunga Edelweiss. Harganya mulai dari Rp 10 - 20 ribu. Edelweiss dirangkai dengan cantik membentuk Matahari dan boneka Panda.
Tetapi sekedar saran saja, janganlah kita berusaha untuk membelinya, sebagai bagian kecil dari usaha kita untuk turut menjadi manusia yang selaras dengan alam. Karena populasi Edelweiss terancam punah dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi kalau bunganya terus - terusan diambil untuk dijual.
Anda semua cinta Edelweiss kan? Kalau cinta, biarkan Edelweiss lestari di habitat aslinya.
ARTIKEL TERKAIT:
Wisata Alam
- Fakta Menarik Tentang Gunung Rinjani
- Cobalah Daki Gunung Kencana
- Seribu Batu Songgo Langit, Sudut Menawan Di Yogyakarta
- Sunrise Dramatis Di Karimunjawa
- Inilah 6 Jalur Pendakian Gunung Prau
- Dieng, Dataran Tinggi Terbaik Di Indonesia
- Harmoni 3 Elemen Di Rinjani
- 5 Gili Selain Trio Gili Di Lombok
- Pusuk Sembalun Di Lombok Timur
- Trawangan, Gili Yang Tak Biasa
- Ada Kisah Kelam Di Balik Cantiknya Goa Jomblang
- Gua Si Oyot, Tantangan Demi Keindahan
- Wayag Yang Ikonik Di Raja Ampat
- Surga Kecil Terhampar Di Jayapura
- Satu Titik Cahaya Di Gua Cokro
- Top Selfie Pinusan Kragilan Lereng Merbabu
- Bercermin Di Kedung Pengilon
- Tegal Panjang, Savana Cantik Di Papandayan
- Gunung Pangonan, Destinasi Baru Kawasan Dieng
- Lau Kawar, Danau Cantik Di Kaki Sinabung
- Danau Sebening Kaca Di Gunung Kerinci
- 5 Gua Eksotis Di Indonesia
- Selimut Mistis Di Curug Penganten
- Benang Kelambu, Air Terjun Eksklusif Di Lereng Rinjani
- Sembalun Lawang, Desa Dalam Bayang Rinjani