Rute yang kami lalui setelah sampai di Ambarawa kami naik angkutan arah bandungan. Tepatnya di Jimbaran kami turun.karena sesuai rencana pendakian ini kami melewati jalur Jimbaran.
Setelah di pasar Jimbaran kita harus jalan kaki selama sekitar 2 jam untuk sampai di Desa Sidomukti yang merupakan desa terakhir di kaki gunung Ungaran.
Sesampai di desa tersebut kami segera berbenah diri guna persiapan pendakian termasuk bersih diri di Base Camp. Jangan lupa sikat gigi bagi yang biasa sikat gigi, yang tak biasa ya silahkan jika nafas bau!!...
Setelah semua siap kami lanjutkan perjalanan ke arah Si Kendil yang merupakan pertigaan,sepanjang jalur pemandangan sangat lah indah, selain Gunung Merbabu yang tampak dekat menjulang, juga danau Rawa Pening di Ambarawa dan kota Ambarawa sangat terpampang jelas dan elok dari sini.
Selanjutnya kita memasuki area hutan pinus yang termata bagus dan sedap dimakan..eh dipandang mata.
Walaupun medan jalan kadang menanjak dan menurun, sesampai di persimpangan ambil jalan lurus tak ke kiri maupun ke kanan, jalur yang paling lebarlah yang harus dipilih, karena jalur lain akan memasuki WC umum..candaaaa...bukan lah, ya sesuai jalur pendakian jika memilih jalur yang lebar, karena nantinya kita akan melewati sungai kecil yang airnya mengucur deras dan tanjakan serta jalan landai.
Tetapi di kanan adalah jurang yang dalam dan dibutuhkan kehati - hatian, jangan main lompat merasa sebagai Spiderman lho..
Sesudah jalur tadi kita akan menemukan air terjun yang bisa untuk mandi, wah segar air terjunnya, sekalian bisa membersihkan diri, dan jangan lupa setelah mandi celana dipakai lagi biar tak mengagetkan seisi rimba!
Setelah segar dan beristirahat sejenak kami lanjutkan lagi perjalanan kami melalui jalan yang menanjak dan dikawasan hutan dan mengantar kita ke Si Kendil, yang juga terdapat perkebunan kopi.
Lalu kami ambil jalur ke kiri dipertigaan guna menuju Puncak Ungaran, dan akan mengantar kita ke Desa Promasan, yang berpenduduk dan bisa untuk beristirahat.
Desa Promasan ditandai dengan adanya gua Jepang dan candi Promasan, yang kata penduduk setempat angker..ah..yang sering terdengar derap kaki tentara berjalan serta gema penyiksaan di dalam gua..masak sih? ya mungkin saja dan kami tak perduli dengan hal itu setelah memandang Puncak Ungaran yang nampak jelas menjulang dari Promasan.
Berikutnya kami putuskan untuk menuju puncak Ungaran, melalui tengah - tengah perkebunan teh yang akan mengantar kami memasuki hutan yang tak begitu lebat dan berupa cemara.
Setelah itu kita menemukan jalur - jalur yang sebaiknya ambil jalur yang ke kiri karena yang kekanan adalah WC umum lagi...tidak! jalur kembali ke Promasan...
Medan berbatu dan harus melewati bongkahan batu lebar itulah kenikmatannya mendaki gunung, jadi yang suka jalan dari ruang tamu menuju dapur dirumah ya harus berlatih agar biasa. Tak hanya makan yang di buru...
Setelah itu kita memasuki hutan savana yang luas dan panas jika siang hari, dan kami putuskan untuk melewati jalur tersebut menuju puncak di malam hari biar adem.
Nah menjelang tengah malam kami berlanjut,sebaiknya bagi yang ingin menuju puncak Ungaran berhati - hati karena kita akan melewati jalur yang terjal dan licin, jalur sempit melalui tebing. Jadi tak bisa untuk sambil berdagang gorengan atau ojek payung.
Setelah sampai di hutan yang ada 2 punggungan bukit berarti puncak Ungaran sudah dekat. Melewati tengah tebing yang menanjak akhirnya sampailah kami di puncak Gunung Ungaran yang berketinggian 2.050 mdpl yang dipuncaknya terdapat tugu yang dibangun oleh militer dari Semarang serta hansip..candaa...militer aja kok.
Setelah puas di puncak kami lalu turun melalui jalur menuju Candi Gedong Songo yang memang disarankan untuk para pendaki yang menaiki Gunung Ungaran.
Tapi hati - hati lagi karena jalur sempit dan licin jika musim hujan dan banyak persimpangan.Selain juga ada tanjakan.
Singkatnya sesampai di Gedong Songo bagi pendaki akan mendengar alunan musik Dangdut! yang biasanya disukai oleh pendaki kecuali aku..
Nah di kawasan Candi Gedong Songo banyak penjual makanan dan minuman yang relatif murah , itulah asyiknya menuju Gunung Ungaran.
Tak kekurangan media pengganjal perut. Demikian petualangan kami sekaligus panduan bagi para pendaki yang ingin menjelajah gunung Ungaran di kabupaten Semarang.
Yang jadi pengingat adalah: Lestarikan dan jaga alam milik kita, jangan dirusak untuk sesuatu yang tak ada gunanya.
ARTIKEL TERKAIT: