Pendakian bisa melewati dua jalur terkenal yaitu Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu, selain jalur lain yang masih ada.
Kali ini tentang Cemoro Sewu yang jalur terpendek sebenarnya, tetapi teramat banyak tanjakan yang mesti kita rambah. Memintas sekitar 9 kilometer di bandingkan jalur Cemoro Kandang.
Jika kita mulai memasuki hutan Lawu lewat Cemoro Sewu, di suasana malam hari, akan mudah kita mendengar suara burung yang melintas di dekat kita.
Itulah burung Jalak Gading penghuni Lawu. Bila kita sedang berjalan mendaki lalu mendengar suara Jalak Gading, berarti jalan kita sudah benar dan tak tersasar.
Sebaliknya jika kita tak mendengar suara atau kepakan dari burung tadi, berarti kita telah salah mengambil jalur dan segera berhenti untuk kembali berusaha mengerti jalur itu benar atau salah. Mitos? mungkin...
Jalak Gading Lawu |
Tetapi disana memang komunitas burung Jalak Gading berada, karena di Jalur Cemoro Kandhang tak kita temui burung tersebut, tetapi Warung di lereng Lawu dan burung Elang Jawa akan mudah kita temukan. Tapi jangan berharap akan menemukan warung baju atau warung makan padang di sana ya...
Yap, Jalak Gading adalah petunjuk menuju arah puncak Lawu dari jalur Cemoro Sewu, dan jika sahabat semua nantinya menemui burung tadi di sana, janganlah di ganggu atau bahkan di tangkap, biarlah dia di habitatnya, karena tak merugikan kita, bahkan kita akan bisa melupakan lelah sampai puncak melihat Jalak Gading bercanda di alam dengan kicauannya.
Yang paling di sarankan jangan di lakukan adalah membandingkan bentuk burung Jalak gading dengan burung rekan pendakian rekan semua atau burung milik sendiri!
ARTIKEL TERKAIT: