Merapi Dan Mistik

Merapi sekarang ini dalam keadaan berstatus Awas, berarti suatu saat akan meletus. Saat artikel ini ku turunkan, sudah ada korban jiwa akibat Merapi yang sedang tak ramah. Selasa sore 26 Oktober 2010, Merapi meletus dan merontokkan kubah lava menuju alam sekitarnya. Hasil dari laporan rekan tim Belantara Indonesia, Indiah Wahyu Andari yang juga psikologi kami, Merapi meletus dan menimbulkan uap panas dan wedus gembel. Dan rumahnya dan Balai desa di Umbulharjo, Jalan Kaliurang km 20 di jadikan tempat pengungsian sementara warga yang tinggal di kaki Merapi yang hanya berjarak kurang dari 8 km dari puncak Merapi. Hujan abu terus membahana sepanjang malam dan membuat orang yang terkena abu menjadi tiba - tiba berwajah putih laksana Hanoman dalam legenda pewayangan Ramayana!

Kabar ter up to date, di Desa Cangkringan, Kinahrejo telah menimbulkan korban terbakar akibat lava pijar Merapi. Dan desa tersebut adalah tempat Mbah Maridjan yang katanya juru kunci Merapi tinggal dengan keluarganya dan saudara - saudaranya. Yang parahnya, yang terluka bakar 75 % adalah saudara langsung dari Mbah Maridjan. Sejak lama memang Mbah Maridjan di angkat sebagai juru kunci Merapi oleh pihak Keraton Yogyakarta. Dan tatkala Merapi sedang tak ramah, beliau selalu tenang - tenang saja, dan tak mau pindah mengungsi, dengan alasan Merapi tak apa - apa dan tak akan membahayakan penduduk setempat. Sebagai juru kunci, Mbah Maridjan adalah pembuat fatwa yang paling didengar oleh warga yang tinggal di sekitar Gunung Merapi. Meskipun SBY dan Sultan Hamengkubuwono X serta aparat pemerintah kompak menghimbau warga untuk mengungsi, namun Mbah Maridjan justru menolak mentah-mentah usulan tersebut. Menurutnya, Gunung Merapi belum akan meletus. Kini beredar kabar bahwa Mbah Maridjan itu begitu sakti mandragunanya hingga mampu meredam amuk Merapi.

Pada akhirnya warga di sekitar Mbah Maridjan dan yang percaya akan kesaktiannya, akan cenderung memilih pegangan si Mbah, dan tak mau pergi mengungsi mencari tempat aman. Seharusnya sebagai tokoh, Mbah Maridjan memberikan contoh dan tindakan pada pengikut dan yang mempercayainya, agar turun gunung mencari tempat aman, bukan tenang - tenang saja di rumah seolah Merapi benar - benar tak apa -apa. Kini apa yang terjadi? Karena percaya dengan hasil tebak - tebakan Mbah Maridjan, akhirnya Merapi memakan korban, yang ironisnya dari saudaranya sendiri, yang juga sebagai juru kunci Merapi.

Kalau Merapi memang tidak jadi mengamuk ( itu harapan kita semua ), maka Mbah Maridjan akan semakin dielu-elukan masyarakat, bahkan sudah setengah disembah layaknya dewa saja. Masyarakat akan benar-benar percaya pada ‘kesaktian’ Mbah Maridjan yang mampu ‘membujuk’ Merapi agar tidak jadi meletus. Di lain hari, jika Merapi kembali ‘batuk-batuk’, maka orang-orang akan datang kepadanya dengan harapan agar batuknya Merapi tidak sampai berdahak, apalagi muntah-muntah. Seolah-olah, Mbah Maridjan adalah penguasa Merapi yang sebenarnya. Kalau tebak-tebakan Mbah Maridjan cukup jitu, maka bisa dipastikan akan terjadi gelombang kerusakan aqidah di kalangan masyarakat awam Yogyakarta dan sekitarnya.

Kita tahu persis bahwa Gunung Merapi adalah hanya milik Allah SWT, bukan milik SBY, Sri Sultan Hamengkubuwono, Mbah Maridjan, warga Yogyakarta, bahkan seluruh penduduk Indonesia pun tidak punya hak untuk memilikinya. Kalau tebakan Mbah Maridjan benar, berarti ia sedang beruntung. Kita juga bisa mencegah musibah gunung meletus dengan berbagai cara, namun keputusan akhir tetaplah milik Allah. Kita mesti melakukan yang terbaik menurut akal sehat. Bisa jadi kita membuat pilihan yang salah. Itulah keterbatasan manusia. Yang jelas, mempertaruhkan ribuan nyawa demi sebuah tebak-tebakan adalah sebuah langkah yang terlalu riskan. Jangan terlalu di percaya pada kata : Roso..Roso!....dan Mistik Merapi dari Mbah Maridjan..

Besok sore, jika cuaca memungkinkan, kami Belantara Indonesia akan naik ke daerah Kaliurang dan jika bisa akan ke Kaliadem  tempat terdekat dari puncak Merapi, melihat, seberapa benar berita di Tv - Tv lokal kita,  apakah sebegitu hebohnya?  Karena menurut Indiah Wahyu Andari, psikologi Belantara Indonesia yang tinggal di km 20 Kaliurang, berita di televisi terlalu di lebih - lebihkan. Percaya siapa? Ya aku dan Belantara Indonesia lebih percaya Indiah dan Tuhan tentunya. Semoga tak ada suatu kejadian yang menyayat hati dan menimbulkan luka bagi semua penghuni lereng Merapi di Magelang maupun Yogyakarta.

NewsSetidaknya 11 korban meninggal dunia ditemukan di Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Rabu 27 - 10 - 2010.

Tiga di antara mereka adalah seorang dokter, editor VIVAnews Yuniawan Wahyu Nugroho dan warga setempat bernama Sugiman.
Sementara itu, rumah Mbah Maridjan diketahui hancur diterpa awan panas yang biasa disebut sebagai wedus gembel. Namun, Mbah Maridjan dikabarkan justru selamat. Dusun Kinahrejo masih tertutup hingga saat ini. Untuk sementara dihentikan karena dinilai terlalu berbahaya.

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×