Tujuan Mendaki Gunung

Bila bagi yang suka mendaki gunung dan menerjang tingginya tebing, tentu punya tujuan yang akan di capai jika sampai melakukan kegiatan yang bagi sebagian orang adalah hal tak berguna dan bertaruh raga dan nyawa. Benarkah tak berguna? Bisa di jawab dengan berbagai persepsi dan pandangan. Bagi kami Belantara Indonesia, pendakian dan berkegiatan di alam bebas adalah suatu hal murni untuk melihat dan menjadi saksi keberadaan alam megah ciptaan Tuhan, maka dari itu, kami terus terang jauh dari aneka kegiatan yang menyertakan alam, tetapi dalam bentuk lain. Semisal Panjat Dinding atau yang di adakan biasanya di lingkungan kampus, makanya tak ada artikel kami tentang panjat dinding, tetapi lebih kepada Panjat Tebing yang mendukung kegiatan pendakian gunung.

Mengutip dari satu pernyataan sahabat Ferdinand Owner Dj-Site yang kira - kira seperti ini : .. untuk daki gunung tujuannnya yg penting bukannya menghindarkan diri dari bahaya kematian tapi.. menikmatinya dan sampai dipuncak hhe.. jadi ga perlu terlalu hati2 juga sampe2 lebay mode on haha...

Ya sedikit benar, bahwa tujuan mendaki bukan menghindar dari kematian yang penting. Tetapi, menghindari kematian bukan tujuan mendaki gunung. Dan pada garis mudahnya, menghindari bahaya dan kematian bukan tujuan, tetapi syarat mutlak! Tujuan pendakian gunung seperti kata Mas Ferdi adalah menikmati dan sampai puncak, yang umum, dan ada yang lebih lagi adalah menjadi saksi dan mengukur kemampuan diri sampai di mana kesiapan raga dan hati dalam menggapai alam. Karena suatu grup yang berlabel Pecinta alam tak ada gunanya sama sekali jika sudah terlampau sering merambah gunung dan mendaki menggapai ratusan puncak, tetapi hanya itu yang di dapatkan, dan esok hari hanya lelah dan lupa. Dan bilang, " Alhamdulillah aku tak mati di gunung"...Cukupkah?..Belum jika di nalar memakai logika "Pecinta Alam". Gapai puncak dan teladani alam dengan tak mengacau alam, atau merusaknya dengan kelakuan tak terpuji. Seperti Herman Lantang karib Soe Hoek Gie ketika di minta bercerita tentang pendakiannya bersama Gie oleh para pendaki yuniornya, lalu saat para yuniornya berkumpul duduk di tanah ada yang memetik daun pisang untuk menjadikan tempat alas duduk, Herman Lantang marah dan berkata: " Biarkan daun itu di tempatnya, jangan di rusak " Contoh nyata dan berguna untuk kelestarian alam dan hutan.

Sahabat alam Indonesia, alam adalah memiliki rumah dan ada yang memiliki. Sebaiknya jaga dari hal apapun dari kita sendiri untuk sesuatu yang merusaknya. Bisa di mulai dari diri, jangan terpaku pada yang lain:" Ah dia juga tak menjaga kok.." Mulailah dari hal kecil yang paling mudah di lakukan. Semisal tak iseng merusak daun - daun di sekitar kita, atau membuang sampah apapun tak pada tempatnya. Tak hanya untuk alam sendiri hal baik dilakukan, tetapi juga bagi manusia seperti kita, akan menerima upah yang luar biasa. Dari mulai pemandangan dan alam yang sejuk segar, juga terjaganya kita dari amukan alam. Hanya hati kita yang tahu kemegahan alam dan daya kuasanya dan daya kuasa Tuhan sang pemilik alam ini.

Terima kasih untuk Mas Ferdinand

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×