Desa Linggarjati merupakan desa yang bersejarah dimana kita bisa mengunjungi Gedung Linggarjati, yang dijadikan museum untuk mengenang perjanjian Linggarjati yang dilaksanakan tahun 1946. Setelah pendakian kita bisa menikmati pemandian air panas yang terletak di Desa Sangkan Hurip, 4 km ke arah timur Linggarjati, yang mengandung yodium, berbeda dengan kebanyakan pemandian air panas alami yang mengandung belerang.
Jalur pendakian Linggarjati ini sangat jelas, karenanya menjadi pilihan utama para pendaki. Dibandingkan dengan jalur Palutungan, jalur Linggarjati ini lebih curam dan sulit, dengan kemiringan sampai 70 derajat. Di jalur ini, air hanya terdapat di Cibunar. Dari Desa Linggarjati berjalan lurus, kurang lebih ½ jam, mengikuti jalan desa menuju hutan pinus, kita akan sampai di Cibunar ( 750 mdpl ). Disini kita menjumpai jalan bercabang, ke arah kiri menuju sumber mata air dan lurus menuju arah puncak. Kalau tidak bermalam di Desa Linggarjati, kita bisa berkemah di Cibunar. Persediaan air sebaiknya disiapkan disini, karena setelah ini tidak ada mata air lagi.
Dari Cibunar, kita akan mulai mendaki melewati ladang dan hutan pinus, dan kita akan melewati Leuweung Datar ( 1.285 mdpl ), Condong Amis ( 1.350 mdpl ), dan Blok Kuburan Kuda ( 1.580 mdpl ), disini kita dapat mendirikan tenda. Dari Cibunar ke Blok Kuburan Kuda diperlukan waktu kira - kira 3 jam.
Jalur akan semakin curam dan kita akan melewati Pengalap ( 1.790 mdpl ) dan Tanjakan Binbin ( 1.920 mdpl ) dimana kita bisa temui pohon - pohon palem merah. Selanjutnya kita akan melewati Tanjakan Seruni ( 2.080 mdpl ) dan Bapa Tere ( 2.200 mdpl ), kemudian kita sampai di Batu Lingga ( 2.400 mdpl ), dimana terdapat sebuah batu cukup besar di tengah jalur. Menurut cerita rakyat, dasar kawah gunung Ciremai sama tingginya dengan Batu Lingga ini. Perjalanan dari Kuburan Kuda sampai Batu Lingga memakan waktu antara 4 - 5 jam. Di beberapa pos, kita dapat menjumpai nama tempat tersebut, walaupun kadang kurang jelas karena dirusak.
Dari Batu Lingga kita akan melewti Sangga Buana Bawah ( 2.545 mdpl ) dan Sangga Buana Atas ( 2.665 mdpl ), mulai di jalur ini kita bisa memandang ke arah pantai Cirebon. Burung - burung juga akan mudah dijumpai di daerah ini, dan selanjutnya kita akan sampai di Pengasinan ( 2.860 mdpl ), yang membutuhkan waktu 1,5 jam dari Batu Lingga. Disekitar Pengasinan banyak dijumpai Edelweis Jawa ( Bunga Salju ) yang langka itu, namun dari waktu ke waktu semakin berkurang jumlahnya akibat sering dipetik. Dari Pengasinan menuju puncak Sunan Telaga / Sunan Cirebon ( 3.078 mdpl ) masih dibutuhkan waktu sekitar ½ jam lagi dengan melewati jalur yang berbatu - batu.
Dari puncak, akan kita saksikan pemandangan kawah - kawah Gunung Ciremai yang menawan. Bila cuaca cerah kita juga dapat menikmati panorama yang menarik ke arah kota Cirebon, Majalengka, Bandung, Laut Jawa, Gunung Slamet, dan gunung - gunung di Jawa Barat. Pemandangan lebih menarik akan kita jumpai pada waktu matahari terbit dari arah laut Jawa. Suhu di puncak bisa mencapai 8 - 13 C. Dari puncak ke arah kanan kita bisa menuju ke kawah belerang yang ditempuh dalam ½ jam perjalanan. Untuk mengitari puncak dan kawah - kawahnya diperlukan waktu 2,5 jam.
Dari puncak ke arah kiri 15 - 20 menit perjalanan, kita akan jumpai 3 buah cerukan yang dapat kita gunakan untuk bermalam dan membuka tenda, tempatnya cukup nyaman karena posisinya lebih rendah dari puncak dinding kawah. Perjalanan mendaki puncak Gunung Ciremai rata - rata membutuhkan waktu 8 - 11 jam dan 5 - 6 jam untuk turun. Dengan demikian kita harus mendirikan tenda di perjalanan, karena itu perlengkapan tidur dan perlengkapan masak adalah suatu keharusan. Pendakian pada musim kemarau culup menyenangkan karena cuaca lebih bersahabat, dan kondisi medan tidak terlalu licin serta pemandangan lebih cerah.
Thanks To : Tapala
ARTIKEL TERKAIT: