Banyak jalur pendakian menuju Ciremai, tetapi kali ini jalur Palutungan akan kami ketengahkan. Dimulai dari Basecamp menuju Cigowong atau pos 1.
Basecamp - Cigowong
Jalur antara basecamp menuju cigowong relatif masih mudah. Jalanan masih landai, track bervariasi, kadang lebar kadang menyempit, namun jelas.
Yang perlu diperhatikan adalah banyaknya persimpangan spanjang jalur ini. Namun tidak perlu khawatir, banyak penunjuk berupa plang - plang yang menempel di pohon - pohon.
Perjalanan menuju cigowong memakan waktu rata - rata 2 jam, dengan kecepatan normal. Jalur dibuka dengan melewati ladang - ladang penduduk, begitu memasuki pintu rimba, pendaki akan melewati semak - semak yang cukup rimbun.
Kondisi hutan sepanjang jalur didominasi hutan homogen pinus dan pohon - pohon besar, suasana cukup teduh. Jalur relatif bersih kecuali di beberapa shelter sebelum cigowong, sampah sisa pendaki cukup banyak.
Cigowong adalah sebuah shelter yang luas, bisa memuat puluhan tenda. Kondisi shelter ini cukup nyaman, banyak pohon besar yang rimbun dan terdapat sumber air berupa sungai kecil, yang terus mengalir walau kemarau tiba.
Ketinggian tempat ini 1450 Mdpl. Dianjurkan untuk mengambil air di sini, karena cigowong adalah sumber air terakhir, sepanjang jalur menuju puncak tidak ada lagi sumber air, mungkin hanya mata air - mata air temporari seperti di Gua Walet.
Cigowong - Kuta
Pendaki membutuhkan waktu kurang dari setengah jam untuk melahap jalur ini. Jalur didominasi oleh hutan heterogen yang cukup rimbun, banyak pohon - pohon besar, kondisi jalur cukup jelas dan basah.
Tidak banyak persimpangan. Pejalanan cukup melelahkan, disebabkan oleh trek yang mulai menanjak.
Kondisi lingkungan cukup bersih. Kuta berada pada ketinggian 1575 Mdpl, Shelter ini cukup luas, bisa memuat dua tenda pendaki ukuran 4 - 5 orang.
Kuta - Pangguyangan Badak
Memakan waktu sekitar 45 menit. Jalur bervariasi, kadang landai, kadang menanjak habis - habisan. Kanan - kiri jalur berupa jurang yang cukup curam.
Kondisi jalur cukup bersih, namun seperti biasa, di shelter - shelter sebelum Pangguyangan Badak sampah lumyan banyak.
Jalur lebar, ada persimpangan, namun ada keterangan jelas mengenai jalur yang benar. Biasanya terdapat plang penunjuk arah atau jalur yang salah ditutup kayu.
Pangguyangan Badak adalah shelter yang cukup luas, cukup untuk mendirikan 8 hingga 10 tenda. Tempatnya cukup terbuka, perlu waspada terhadap pacet. Ketinggian pada pada plang adalah 1800 Mdpl.
Pangguyangan Badak - Arban
Jarak Pangguyan Badak menuju Arban cukup jauh, memakan waktu 1 jam lebih. Cukup menguras tenaga, jalur mulai menanjak konstan.
Pendaki perlu berhati - hati, banyak pohon tumbang dan akar - akar pohon yang muncul liar. Bila diperhatikan secara seksama, akan terdengar suara sungai yang bersal dari lembah di kanan jalur.
Jalur cukup jelas namun basah, ciri khas gunung - gunung di Jawa Barat. Arban berada di ketinggian kurang lebih 2000 Mdpl. Menurut kabar burung, tempat yang berkapasitas 3 - 5 tenda ini, cukup angker. Dilarang berbicara sembarangan di sini.
Arban - Tanjakan Asoy
Seperti namanya, jalur ini benar - benar assoy, tanjakannya menggila, liar, buas, tak berujung. Kondisi jalur cukup jelas, bervariasi terkadang cukup lebar, kadang menyempit.
Dihiasi oleh hutan yang merimbun dan heterogen. Jalur pendakian relatif bersih dari sampah. Tanjakan assoy adalah tempat yang cukup luas, cocok digunakan untuk bemalam.
Tempatnya luas, cukup untuk mendirikan 4 - 6 tenda sekaligus. Ketinggian 2108 Mdpl.
Tanjakan Asoy - Pasanggrahan
Memakan waktu hampir 1 jam. Perjalanan sangat sangat menguras tenaga sekali. Jalur terus menanjak tampa ampun, meski cukup jelas dan minim persimpangan.
Pendaki perlu berhati - hati, jalur cukup basah dan akan menjadi sangat licin bila hujan datang. Pasanggrahan bisa memuat sekitar 4 - 5 tanda.
Dulu terdapat plang atau papan nama yang menunjukkan tempat tersebut adalah pasanggrahan, tapi sekarang telah tumbang. Tanda medan yang tersisa adalah pohon tumbang di tengah shelter.
Pasanggrahan - Goa Walet
Jalur tanpa toleransi, tidak ada pilihan lain selain jalan menanjak. Didominasi oleh batuan - batuan besar dan sisa - sisa lava yang membeku.
Perlu kehati - hatian. Vegetasi mulai berubah, tumbuhan mulai jarang. Terdapat persimpangan di ujung jalur, nila turun ke kanan menuju gua walet, bila jalan terus ke atas, akan sampai di puncak.
Di Goa Walet terdapat mata air yang bersifat angin - anginan, bila musim hujan tiba, air cukup melimpah, namun jadi kering saat kemarau.
Merupakan tempat yang ideal untuk ngecamp. Terdapat bentukan gua yang cukup dalam. Di depan gua ada area yang cukup luas, bisa memuat lebih dari 8 tenda. perjalanan memakan waktu kurang dari 1 jam.
Bila berjalan sedikit lagi ke atas pendaki akan bertemu satu pertigaan lagi. Merupakan pertemuan antara jalur maja ( majalengka ) dan Palutungan. Bila ingin ke Majalengka, ambil jalan turun di sebelah kiri jalur.
Goa Walet - Puncak
Jalur menuju puncak didominasi oleh batu - batuan terjal dengan tanjakan yang curam. Vegetasi, pepohonan, mulai langka. Batas vegetasi menjadi jelas.
Dari Goa Walet menuju puncak Ciremai dapat ditempuh dalam waktu setengah jam. Puncak gunung Ciremai menawarkan pemandangan yang memukau mata.
Kaldera yang luas dengan kawah biru di tengahnya. Bentukan kawah terdiri dari batuan vulkanis dan sisa - sisa lava yang membeku hasil letusan masa lalu.
Dari puncak Ciremai, bila tidak ada kabut, kita dapat menyaksikan kemegahan gunung Slamet, Sindoro, dan Sumbing di ufuk timur serta garis pantai Cirebon yang melengkung cantik.
Terdapat beberapa ruang yang cukup lapang, bisa digunakan untuk membuka tenda. Namun tidak dianjurkan untuk bermalam di puncak. Angin cukup kencang dan suhu yang teramat dingin dapat mengakibatkan hal - hal yang tidak diinginkan terjadi.
Di puncak Ciremai terdapat banyak sekali ”in Memoriam ”, untuk mengenang dan menghormati para pendaki yang meninggal di sana. Ketinggian 3078 Mdpl.
ARTIKEL TERKAIT: