Bila Anda mendaki melalui jalur utara, kaki Gunung Binaiya dapat dijangkau selama 2 hari perjalanan dengan melewati 3 desa yaitu Desa Huaulu, Desa Roho dan terakhir Desa Kanikeh yang merupakan kaki gunung Binaiya, ditambah pendakian gunung selama satu setengah hari.
Beda halnya dengan pendakian melalui jalur selatan, melewati jalur ini kita juga akan mendapati 3 desa dalam perjalanan yaitu Desa Moso, Desa Manusela dan Desa Kanikeh yang merupakan pertemuan jalur utara dan jalur selatan.
Pendaki akan melewati sungai besar berukuran 6 meter dengan arus deras. Pendaki juga akan melewati hutan hujan tropis yang sangat lebat dengan pepohonan yang tinggi. Sinar Matahari nyaris tak sampai.
Setelah menyeberang sungai pendaki akan menemukan sebuah shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat. Kemudian pendaki akan melewati lintasan yang naik turun dan juga akan menerabas akar - akar yang bergelimpangan. Dua jam dari sana, pendaki baru akan sampai di Desa Kanikeh.
Mendaki Gunung Binaiya, pastikan stamina Anda sangat siap. Gunung ini terkenal dengan jalurnya yang terjal dan panjang. Total waktu tempuh yang dibutuhkan pendaki saat mendaki Gunung Binaiya sekitar 12 hari.
Namun, justru itu yang menjadi daya tarik bagi para pecinta alam khususnya pendaki gunung. Mereka akan merasa sangat puas jika mampu mencapai puncak dan kembali ke bawah dengan selamat.
Puncak Gunung Binaiya selalu berhasil membuat para pendaki untuk mendaki dan sampai ke puncak untuk kesekian kalinya. Selama pendakian, pendaki akan melihat pemandangan sangat indah di Taman Nasional Manusela. Pemandangan ini antara lain berupa beberapa jenis burung yang dilindungi dan tumbuhan endemik, yaitu pakis Binaiya.
Saat mendaki, pendaki Gunung Binaiya juga dapat menemukan daun gatal yang menjadi andalan masyarakat di sekitar Gunung Binaiya. Mereka percaya bahwa daun gatal bisa mengurangi rasa capek dan kram di tengah perjalanan.
Cara menggunakannya cukup dengan mengusapkan lembar demi lembar daun gatal kebagian - bagian yang terasa capek, seperti paha, betis, lengan, lutut, dan lainnya. Setelah turun, jangan lupa untuk mampir ke Kampung Kanike, sebab di sini ada upacara adat yang unik seperti makan sirih. src
ARTIKEL TERKAIT: