Hutan belantara diyakini sebagai tempat yang paling menyeramkan bagi sebagian banyak orang. Bagaimana tidak? Tempat berkumpulnya satwa liar dan rapatnya vegetasi pepohonan menjadi salah satu alasan tidak banyak orang yang berani mengunjunginya.
Terlebih jika hutan belantara tersebut sudah masuk dalam kawasan taman nasional yang sudah tentu satwa dan tumbuhannya dilindungi oleh pemerintah. Aktivitas seperti perambahan hutan untuk perkebunan, menebang pohon, mencari kayu bakar, atau memburu satwa liar di dalam hutan sudah pasti dilarang.
Artinya hanya orang - orang tertentu yang mempunyai izin dari pihak taman nasional yang boleh memasuki kawasan tersebut.
Namun bagi seorang pendaki gunung, hutan belantara seperti tempat bermain yang mengasyikkan. Dibandingkan dengan nongkrong di mall, di pinggir jalan, cafe, atau taman kota mereka lebih memilih untuk nongkrong di dalam hutan.
Mendirikan tenda dan bercengkrama bersama teman - teman sambil ditemani kopi panas. Menghirup udara pagi yang jauh dari hiruk pikuk kemacetan ibukota. Duh sedapnya!
Selain tempat nongkrong yang asyik, bagi sebagian pendaki gunung hutan belantara juga tempat untuk bertukar pikiran, ide, curhat, bahkan bisa untuk mencari sahabat. Karena petualangan menembus belantara hutan di gunung dapat menunjukkan karakter asli teman seperjalanan.
Apakah teman seperjalananmu itu termasuk orang yang care, egois, humble, friendly, humoris, pemarah, sok tahu, tak peduli, dan acuh bisa diketahui lewat keseharian mereka selama perjalanan membelah hutan belantara. Sifat asli mereka yang selama ini ditutup - tutupi akan muncul tanpa tersadari. Itulah naluri alamiah manusia ketika berada di alam.
Bagi para petualang tidak ada salahnya mencari sahabat di dalam hutan belantara. Selain bisa bertemu sahabat dan penghuni asli habitat hutan, kita bisa bertemu dengan kawan sesama pendaki gunung. Berkenalan dan bersilaturahmi dengan mereka. Siapa tahu di lain kesempatan bisa menjadi teman seperjalanan kita. src
ARTIKEL TERKAIT: