Waktu itu kami, aku dan Belantara Indonesia melakukan ekspedisi 3 gunung, yakni Semeru, Agung dan Rinjani, hanya tiga orang aku jalani dengan sponsor yang wah....full service! Tentu tanpa sponsor perjalanan itu tak bisa terjadi. Ya biaya tentu yang tak murah dan butuh persiapan perbekalan dalam segala hal yang menguras banyak hal. Sponsor yang mensupport kami waktu itu sebuah perusahaan rokok yang besar di negeri ini. Kenapa bisa dapat sponsor? ya karena ada teman yang bekerja di Perusahaan rokok tadi. Nah..enak kan? tak perlu rasanya bercerita tentang jalur - jalur pendakian menuju Semeru, sudah jelas rasanya bagi para pendaki senior dan telah ada pula di artikel Belantara Indonesia. Tetapi kegiatan itu termasuk pendakian yang susah payah ku lakukan.
Terutama sesampai di pos Kalimati dekat Arcopodo yang waktu itu terjadi badai gunung yang tak bisa di bayangkan hebatnya dan parahnya...perbekalan tinggal menyisakan roti tanpa nasi dan lauk nya! Mungkin bisa terjadi karena rute Semeru yang tinggi dan memakan energi dengan tanjakan - tanjakannya. Akhirnya roti pun di bagi bertiga secukupnya tanpa memikirkan kenyang! Demikian juga air minum yang hanya bersisa tiga botol air mineral harus di cukupkan, jadi akan kami libas habis jika air minum di buat cuci muka, gila kali yaa....Setelah tertimpa badai Semeru semalaman, pagi nya di putuskan naik menuju Jonggring Saloka puncak Semeru dengan semangat walau tak bersemangat lagi kala makananan tak bersisa.
Niat yang utama. Sesampai di puncak pun tak bisa berlama - lama karena jam 10 pagi gas beracun dari kawah mulai muncul. Turun gunung yang pasti harus! Daripada celaka, sudah lapar, kena gas racun..tak lucu! ya bagi yang ingin menuju Semeru, waspadai gas beracun yang selalu keluar jika waktu mulai siang hari. Turun gunung lakukanlah, jangan nekad menerjang gas..Ada lagi yang ku kenang dalam pendakian, sewaktu mengantar bule dari Perancis naik ke Gunung Merapi. Segala persediaan tercukupi, apalagi makan dan minum. Bahkan aku baru tahu jika kentang yang memang ransum utama pendakian gunung bisa di rubah bentuk menjadi kapsul!..Hebat dan bagus sangat efisien. Mengantar 3 orang turis asing waktu itu, yang menjadikanku sedih dan lelah tak kepalang tanggung adalah model pendakiannya. Mereka tak pernah berhenti lama dan terus berjalan seolah tak punya pusar!, tak punya rasa lelah. Sedangkan aku? Ampun kakak turis, aku sempoyongan karena lelah, walau Merapi terlampau sering kudaki, sampai saat ini ku hitung sudah sekitar 14 kali aku menuju Merapi. Tetapi jika metode pendakian tanpa istirahat di jalan ya ampun lah...capek! Bila aku duduk sebentar mereka bilang: " Come on..come on...try again...." sial!. Pada akhirnya akulah sang guide yang terakhir yang sampai Puncak Garuda Merapi setelah para tamuku. Akhirnya setelah itu jika hendak mengantar orang asing menuju gunung aku terapkan syarat: Jangan ngebut mendakinya!...hahahhaaha...Karena Merapi mulai pos 1 sampai pos 3 adalah tanjakan, dan di pos 2 menuju pos 3 tanjakan tanpa pohon yang berarti, hingga bebatuan membuat lelah dan sakit di kaki. Ya itulah di antara pendakianku menuju gunung, tentu masih ada yang membuat berpikir sedih dan susah, tetapi tak jadi masalah tatkala hingga sampai saat ini masih kurindukan gunung - gunung yang telah ku jamah. Ingin kudatangi lagi entah suatu waktu aku belum tahu.
ARTIKEL TERKAIT: