"Dia meninggal saat turun gunung setelah menancapkan Merah Putih di puncak itu. Ini dalam rangka peringatan 100 tahun kepanduan nasional. Oleh karena itu, dia adalah pejuang bangsa, khususnya Pramuka," ujar Kepala Biro Abdimas dan Humas Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Septembri Yanti ketika ditemui di kantornya di Jakarta.
Dia mengatakan, ada tiga orang yang berangkat ke AS untuk peringatan 100 tahun kepanduan nasional tersebut. Namun, hanya ada dua orang yang berangkat untuk mendaki puncak tertinggi itu. Seorang lagi, lanjutnya, menunggu di basecamp. Menurut dia, pihak Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tidak menyangka Pungkas akan meninggal dalam perjalanan pulangnya.
Hingga saat ini, pihaknya belum mengetahui apa yang menyebabkan pemuda berusia 20 tahun itu tewas. "Sampai sekarang kami belum tahu kenapa salah satu pejuang kita meninggal dunia. Kami masih menunggu keterangan mengenai itu. Sekarang, saya belum bisa berbicara banyak karena masih menunggu pimpinan. Nanti sekitar pukul 10.00 kami akan rapat dan mudah-mudahan pukul 11.00 nanti bisa diungkapkan ke publik," katanya.
ARTIKEL TERKAIT: