Acara Televisi Tak Mendidik

Televisi dan materi acaranya terkadang membuat kita menjadi menunggu tak sabar, dengan catatan acara bagus dan berbobot. Dan jika kita menunggu acara semisal sinetron, tentu acara itu juga yang menghibur dan membuat penasaran. Televisi memang salah satu media kita bisa belajar dan mengerti lebih luas dan dalam isi dunia. Apalagi televisi lokal Indonesia masih banyak yang gratis. Tentu jika bermaterikan bagus, tak akan segan kita untuk berlangganan rutin dengan berbayar selayaknya televisi kabel.

Dewasa ini, mulai banyak persaingan dalam dunia pertelevisian Indonesia, dan pada akhirnya segala cara dilakukan demi rating penonton. Karena jumlah penonton akan mempengaruhi finansial televisi tadi. Yakni pemasang iklan akan bertambah banyak. Sederhana sekali bukan? Tak jauh dari dunia weblog juga, segala cara dilakukan agar traffik pengunjung membludak, dan konten tak wajar di lakukan, semisal sedikit menyinggung nama Tuhan dan di jadikan judul sarkastis untuk memancing pembaca agar penasaran dengan judul. Konyol bukan? Simpel tapi membuat tertawa khalayak dunia!

Ada satu program tayangan televisi yang tak mendidik dan malah sama sekali tak mengindahkan tata krama dan kesopanan. Yaitu acara PENGHUNI TERAKHIR di stasiun televisi Antv. Disitu di ceritakan tentang suatu perlombaaan dengan pemenangnya nanti mendapatkan sebuah rumah. Tak tanggung - tanggung, rumah senilai 1 milyard rupiah. Tetapi yang aku selama ini jadi banyak antipatinya, ada banyak adegan yang menurutku berlebihan, tidak mendidik sama sekali, dan sangat mengganggu. Setidaknya buat aku. Adegan itu adalah bagaimana para penghuni saling maki, saling bentak, saling mengacungkan tangan, mengungkapkan kata-kata kotor, kalau tidak dihalangi mungkin bisa saling pukul atau saling cakar di hadapan jutaan penonton. Nauzubillah. Perseteruan ini memang bukan sekali dua kali. Seingatku, dalam episode beranda yang ditayangkan tiap hari, hampir selalu didominasi oleh adegan saling caci, maki, walau terkadang suara makian itu dimute. Tapi menurutku sama saja. Itu adalah adegan keterlaluan dan sangat tidak mendidik. Sang pembawa acara plus kreator acara tersebut, Helmy Yahya memang seolah meletakkan persaingan tak sehat tadi sebagai bumbu acara. Agar penonton mantengin itu program, terpancing emosinya dan memberikan dukungan kepada penghuni yang mungkin dianiaya atau yang berseteru. Itu juga terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Helmy dan Fenny Rose dalam acara ekstradisi Penghuni Terakhir. Sengaja memancing agar terjadi konflik di panggung ekstradisi.

Pantaskah dan patutkah adegan itu ada dalam layar televisi kita? Jawabanku secara subjektif tentu sangat tidak pantas. Karena sebagai media yang ditonton jutaan orang dan memiliki kekuatan luar biasa, itu sangat berbahaya. Mungkin acara ini lebih tidak mendidik, lebih berbahaya ketimbang program smack down di TPI yang sudah dilikuidasi.

Tentu sebuah program harus memiliki daya tarik agar ditonton banyak orang. Tapi menurut saya daya tarik itu tidak harus lewat kekerasan, sikap brutal, dan ungkapan caci maki. Carilah sesuatu yang lebih ringan tapi menarik. Hal-hal humanis misalnya, dan ada pesan moral di dalamnya. Penghuni Terakhir tak ada pesan moral baiknya. Yang ada adalah mengajari orang untuk marah-marah, bersikap kasar dan menghalalkan segala cara. Inikah potret masyarakat kita sekarang ini? Sudah hilangkah kepribadian kita sebagai orang Timur yang biasa saling menghargai, saling toleran? Aku merasa tidak sedang menonton orang Indonesia ketika menonton acara Penghuni Terakhir. Mereka sangat barbar, tidak mendidik sama sekali. Apalagi ada peluk-pelukan, cium - ciuman. Sudah sedemikian modernnya orang Indonesia? Ada juga yang pamer tato, pamer piercing di muka…Sarkas dan cenderung vandalisme.

Buat Antv dan sang kreator, Helmy Yahya, tak perlulah mengeksploitasi kekerasan dalam program yang Anda buat. Karena terus terang buat aku dan kami sangat tidak mendidik. Janganlah mencari uang dengan mengorbankan nilai-nilai ketimuran kita. Cukuplah yang suka maki-maki, yang suka berantem di televisi itu hanya anggota DPR atau para pengamat politik pesanan. Jangan ajak kami, jangan pengaruhi anak-anak kami dengan kekerasan, dengan perbuatan tidak simpatik, anarkis, vandalisme, tidak sopan di layar televisi. Sadarlah, anarki makin membumi di negeri ini, televisi juga mempunyai andil besar dengan tayangan yang juga berbau anarkisme. Kenapa tak membangun bangsa ini dengan sikap bersahaja dan mendahulukan norma baik?

Dan juga tayangan sinetron berbalut kaya miskin dan benar salah, cinta dan benci. Ubahlah lebih memasyarakat dan membumi. Karena hidup tak sesederhana seperti sinetron. Isilah dengan program berkualitas dan mendidik, tak melulu candaan berbau pornografi dan asal ngomong. Seperti Bukan Empat Mata nya Tukul Arwana di Trans 7. Sekedar mengingatkan, di acara tersebut, tatkala tamu dan narasumber di mintai pendapat atau di kasih pertanyaan, saat tamu sedang berusaha menyusun kata lebih baik dan menjawab pertanyaan dari Tukul Arwana, belum selesai bicara sang tamu, Tukul Arwana sudah memotong dengan kalimat candaan asal cuap. Kelihatan bodoh bukan?

Jadilah bangsa yang terdidik, dan didiklah bangsa ini dengan sikap lebih bermartabat. Bagi penggemar sinetron dan penghuni terakhir, aku minta maaf jika menyinggung artikelnya disini. Tapi, kuharap pola kesopanan masih berlaku di negeri ini. Save Indonesia!

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×