Pada panggilan pertama, Baber mendiskripsikan pemandangan di sekitarnya, seberapa dingin kondisi di puncak, dan apa yang akan dilakukannya saat kembali ke base camp. Ia kemudian melakukan sambungan berikutnya kepada istri dan anak - anaknya. Bahkan, ia mengklaim berhasil mengirimkan SMS pertama dari puncak tertinggi dunia itu.
Hal tersebut dapat dilakukan setelah salah satu operator telekomunikasi China memasang BTS ( base transceiver station ) bergerak di sisi utara puncak. BTS tersebut terhubung ke BTS terdekat di kaki gunung melalui jalur lurus ( line of sight ).
Tentu tak mudah melakukan panggilan dengan cara normal dari puncak Everest. Untuk menelepon dari ketinggian 8.848 meter. Baber harus menghadapi hembusan angin yang sangat kuat dan suhu di minus 30 derajat Celcius.
Selain itu, ia tidak bisa berlama - lama melakukannya karena umumnya hanya punya waktu sekitar 15 menit di puncak. Apalagi, saat menelepon ia harus mau mengambil risiko dengan melepas selang oksigennya beberapa saat. Baterai yang dipakai harus terpisah dan menempel ke tubuh agar tetap hangat saat digunakan untuk mengaktifkan telepon genggamnya.
Baber juga harus mau sabar menunggu saat - saat yang istimewa tersebut. Berangkat dari Inggris pada 30 Maret, ia baru tiba di puncak 15 Mei. "Melakukan panggilan dari puncak adalah kesempatan yang sekali seumur hidup," ujarnya dari base camp terakhir sebelum mendaki puncak untuk membuat rekor tersebut.
ARTIKEL TERKAIT:
