Sesampai di Tawangmangu sudah hampir malam plus gerimis,kami mencari angkutan umum menuju Cemoro Kandang ( base camp Lawu tempat kami memulai pendakian ).
Setiba di Cemoro Kandang hari sudah malam sekitar pukul 8 malam,langsung kami melakukan pendaftaran di pos jaga dan berangkat menuju gunung saat itu juga karena malam sudah menjelang.
Sekitar 1 jam perjalanan kami sampai di pos 1 taman sari bawah yang ternyata masih ada warungnya. Akhirnya kami rehat sebentar sambil memesan tempe goreng dan teh panas, lumayan untuk menghangatkan badan yang mulai kedinginan akibat suhu dan air hujan.
Setelah agak hangat dan kenyang kami lanjutkan lagi perjalanan menuju pos 2,Taman Sari Atas.satu setengah jam kami tempuh sampai di Pos 2,tak perlu waktu beristirahat lama kami lanjutkan lagi pendakian menuju pos 3,atau pos bayangan.
Pos 3 kami lewatkan tanpa istirahat. Jalan mulai landai mengikuti jalur kuda,dan melewati Jurang pengarip - arip serta banyak tebing yang longsor,agak deg - deg an juga takut longsor datang lagi.
Sebelum Pos 4 kami beristirahat sejenak,wah....ternyata baterai putus lampunya!..sial...akhirnya karena masih malam dan terlalu gelap kami putuskan untuk tidur di situ sampai terang menjelang.
Menjelang pagi dan cuaca agak terang kami lanjutkan lagi pendakian menuju pos 4 yang mulai ramai dengan pendaki lain.kami teruskan setelah beristirahat sejenak menuju pos 5.
Walah..mulai lelah...saat memasuki jalan berbatu menuju Cokro Srengenge yang terletak dibawah Pos 5,teriknya matahari menambah lama waktu,serta jalanan yang mulai mendaki tajam menurunkan stamina kami.
Sesampai Di pos 5 kami tergolek hampir kehabisan energi,akhirnya diputuskan untuk tidur dan beristirahat sebentar sebelum melanjutkan menuju Puncak yang tinggal beberapa saat lagi.
Pos 5 Gunung lawu adalah padang savana yang cukup luas dan datar sehingga leluasa untuk bersantai bagi para pendaki,dan di situ ada bangunan permanen yang dijadikan tempat berteduh.
Pos paling indah dan nyaman di antara pos - pos lain di Gunung Lawu. Di Pos 5 pula kita sering bisa menjumpai Elang jawa yang melegenda.
Perjalanan menuju Hargo Dumilah kami lanjutkan dan setelahnya memang tak pernah ada yang istimewa di Puncak Lawu,karena notabene puncak Lawu kurang menarik bagi penyuka keindahan dibanding puncak - puncak Gunung yang lain.
Istilah kami: Datar - datar saja..:) Tak lama kami putuskan turun gunung,karena kami pikir hujan akan segera turun. Dan memang benar,hujan turun walau hanya gerimis, pelan kami turuni Lawu bersama mendung yang menggelayut dan kabut yang mulai menapaki bumi.
Pos demi pos kami lewati tanpa singgah,sesampai di Pos 1 kami putuskan singgah dan menginap karena hujan semakin deras dan kabut tak bisa kami tembus mata,selain kami tak punya lagi senter untuk penerangan.kami tidur di Pos 1 dekat warung dengan ditemani suara Guntur dan hujan badai..serem....!
Pagi hari cuaca cerah dan segar setelah semalaman hujan.Ternyata sudah ramai dengan penduduk setempat,kami sempatkan ngobrol dengan mereka sambil menikmati kopi panas dan tempe goreng hangat. Nikmatnyaaaa....menjelang agak siang kami turun ke base camp guna membersihkan badan dan bersiap pulang ke Jogja.
Hmmm...Gunung Lawu,tak pernah berubah,hanya sisa kebakaran dan tanah longsorlah yang mengubahnya. Elang Jawa, Edelweis ungu...sulit kami jumpai di era ini akibat ulah manusia yang semena - mena dengan alam..sayang sekali..
Padahal Elang Jawa dan Edelweis melekat kuat dengan Lawu. Bagi rekan yang ingin ke Gunung Lawu, saran kita nih..jaga kebersihan alamnya ya...jangan sampai kita ikut menyumbang kerusakan alam dan kepunahan habitat disana. Salam Lestari!!
ARTIKEL TERKAIT: