- Soe Hok Gie
Alam Indonesia yang kaya dengan panorama eksoktik, terutama satwa - satwa liarnya mengundang orang-orang asing datang untuk menyelamatkannya. Namun, ironis ke mana orang Indonesia? Apakah sibuk mengais duit untuk kepentingan self interest, atau sibuk dengan kebijakan ekonomi yang tidak selalu memberikan solusi sama sekali, atau juga sibuk membentuk komunitas - komunitas yang tidak memperdulikan lingkungan hidup.
Kemiskinan merupakan faktor penyebab ketidakpedulian terhadap lingkungan hidup, hal ini disebabkan penanganan kebijakan ekonomi pemerintah yang tidak memperdulikan masyarakat yang dikategorikan lemah dalam hal ekonomi. Masyarakat dituntut bekerja demi memenuhi kebutuhannya yang tidak seimbang dengan hasil yang dapatkan dari perusahaan - perusahaan.
Sementara, pencari kerja mengantri mencari kerja. Bagaimana masyarakat ini mau mengenal tanah airnya jika ekonomi kapitalis global masih mencengkram bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dengan teganya para cukong menebang hutan secara ilegal sementara aparat setempat ikut mendukungnya demi keuntungan sepihak.
Masyarakat Indonesia dalam keadaan yang terpuruk. Dan harus tega menjual hutan dan satwa - satwa liarnya kepada negara lain demi kebutuhannya. Tidak hanya itu, lahan hutan pun dibabat dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit dengan membunuh ribuan jasad renik di sekitarnya terutama satwa - satwa yang dilindungi oleh undang - undang yang lebih menguntungkan secara ekonomi ketimbang ekosistem lingkungan di sekitarnya.
Selama ini kebijakan pemerintah terhadap penyelamatan lingkungan hidup masih setengah - setengah apalagi penyelamatan satwa liar. Terbukti, ada departemen kehutanan namun tidak punya hutan akibat dari illegal logging besar - besaran. Oleh karena itu, ketidakpedulian pemerintah Indonesia terhadap Lingkungan hidup mengundang orang asing turut sedih sekaligus turut peduli untuk berbuat pada alam Indonesia.
Perjuangan Aktifis Lingkungan Hidup Femke den Haas patut dijadikan acuan untuk orang - orang Indonesia. Perempuan asing yang sejak usia 13 tahun sudah aktif sebagai relawan di Pusat Penyelamatan Burung Den Haag ini sangat peduli dengan kekayaan alam Indonesia terutama kelangsungan hidup satwa - satwa kekayaan negeri ini. Pesan filosofis hidup pun disampaikannya,
“Saya juga hanya makan sayur mayur. Saya tak tega makan daging hewan karena hati saya saja sakit melihat satwa - satwa itu diperjualbelikan. Bagaimanapun , mereka juga punya hak hidup bebas. Semua satwa punya hak untuk tidak sakit dan tidak takut,” .
Tidak hanya para konservasionis asing saja yang peduli dengan alam Indonesia dalam menyelamatkan alam Indonesia, namun para eksploitator asing pun tetap berjuang untuk menanamkan modalnya mengeruk kekayaan alam Indonesia.
Bangsa ini pun tetap apriori dengan kedatangan mereka. Selain itu, para peneliti asing pun mengatakan bahwa alam dan satwa-satwa liar Indonesia benar-benar unik dan langka. Tidak salah kalau mereka menjadikan surga baginya, karena hutan dan alam di negerinya sudah tidak ada lagi. Wajar para aktifis asing sangat peduli, oleh karena tingkat kesadaran baik itu mental dan ekonomi sangat maju ketimbang orang-orang Indonesia yang tidak tahu arah kemana tujuan yang ingin dicapainya.
Mulai ekonomi dasar dari kebutuhan pokok sampai penyelamatan alam pun didominasi oleh orang - orang asing, ke mana orang Indonesiakah? Bangsa ini terlalu sering berpolitik sampai - sampai melupakan hutan dan satwa liarnya. Tidak salah lagi apapun jenisnya kerap dipolitisir, mulai dunia entertainment hingga permasalahan lingkungan hidup juga satwa liarnya.
Hiburan orang - orang Indonesia adalah politik, meski harus mengorbankan sesuatu yang bermanfaat demi kelangsungan hidup. Seperti hutan, satwa liar, gunung, kekayaan laut seperti terumbu karang, sungai dan masih banyak lagi. Mengutip frase Indah Paul Lehmann, “masalah kita adalah untuk menemukan apa yang membentuk dan melestarikan kehidupan manusia di dunia”.
Seharusnya kita mengucapkan selamat tinggal politik communal interes, self interest dan beralih pada kesadaran pembangunan lingkungan hidup bersama demi kelangsungan hidup kita semua sebagai spesies manusia yang hidup untuk melestarikan kehidupan bumi.
ARTIKEL TERKAIT:
konservasi
- Stop Sampah Dan Vandalisme Di Gunung
- Mengenal Bunga Edelweiss Lebih Jauh
- Ranu Kumbolo, Surga Yang Tak Lagi Dirindukan
- Pentingnya Hutan Bagi Kehidupan
- Inilah Ancaman Hukum Bagi Perusak Satwa Liar Yang Dilindungi
- Menjadi Artis Di Medsos Dengan Membunuh Kucing Hutan!
- Karena Menyantap Kucing Hutan, Mahasiswi Jember Ini Di Bekuk Polisi
- Inilah 10 Negara Yang Ikut Menyumbang Rusaknya Bumi
- Pak Sadiman, Sang Penyelamat Hutan Negara
- Inilah Cara Tumbuhan Bertunas Setelah Kebakaran Di Alam
- Apa Yang Menyebabkan Kebakaran Di Hutan?
- Sampah Di Gunung - Gunung Indonesia Semakin Mengkhawatirkan
- Benarkah Harimau Jawa Telah Punah?
- Tangisan Rinjani Karena Pendakinya
- Inilah Elang Jawa, Wajah Asli Garuda Indonesia
- Satu Spesies Satwa Punah, Apa Yang Terjadi?
- Mari Selamatkan Rinjani!
- Pentingnya Pohon Dan Alam Terbuka Bagi Manusia
- Mengenal Gunung Rinjani Lebih Jauh
- Tips Mengurangi Sampah Saat Mendaki Gunung
- Mengenal Penghargaan Kalpataru
- 16 Jenis Burung Elang Di Pulau Jawa
- Hutan Tropis Sumatera Terancam Bahaya
- Misi Menjaga Slamet Tetap Lestari
- Pesan Bumi Di Hari Bumi