Tim ekspedisi 7 Summits berencana mengadakan simulasi pendakian ke gunung Semeru di Jawa Timur, gunung Cermai di Jawa Barat, dan Gunung Sundoro dan Sumbing di Jawa Tengah pada Mei-Juni mendatang.
Simulasi dilakukan untuk memperkuat fisik dan membangun kekompakan tim sebelum melanjutkan pendakian puncak kedua, Kilimanjaro di Tanzania, Afrika (Juli-Agustus) dan puncak kedua Elbrus di Eropa (Agustus-September).
“Kekompakan tim sangat dibutuhkan dalam pendakian selanjutnya, agar kerjasama anggota tim menjadi solid,” kata Yoppie Rikson Saragih, ketua harian perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung Wanadri sekaligus pimpinan tim Bravo dalam ekspedisi 7 summits.
Tim ekspedisi terdiri dari tim alfa, Gina Afriani Wulan Pratama (22 tahun), Adeshir Yaftebbi (28), Iwan Irawan (38), Martin Rimbawan (25), Fajri Al Luthi (25) dan Nurhuda (23) dan pelatih sekaligus komandan tim,Djukardi 'Bongkeng' Adriana. Sedangkan tim Bravo, antara lain terdiri dari mantan wakil ketua KPK Erry Riyana Hardjapamengkas (61 tahun), Budayawan Iwan Abdulrahman (63), Remmy Tjahari, mantan ketua Bapeda Jawa Barat.
Sebelumnya tim ekpedisi ini sukses menundukkan puncak Ngudu-Ngudu/Cartensz Pyramid (4884 meter) di komplek pegunungan Jayawijaya, Papua. Bahkan, mereka memperingati hari bumi, 22 April di puncak tersebut dengan mengibarkan bendera merah-putih. Rombongan tim sengaja tinggal di sana sekitar satu setengah minggu untuk berlatih fisik tinggal di gunung es.
“Hasilnya bagus tidak ada yang terserang hypoksia (penyakit ketinggian)” kata Yoppie. Ini akan menjadi modal mendaki puncak selanjutnya. Pada pendakian berikutnya, Yoppie menambahkan kemungkinan hanya satu atau dua orang dari tim Bravo.
Pendakian puncak Kilimanjaro (5892 meter) dan Elbrus (5642 meter) akan dilakukan dalam satu rangkaian karena musimnya pas untuk pendakian sekaligus menghemat dana. Dua puncak itu, kata Yoppie tidak seberat pendakian di Cartensz Pyramid sehingga tidak membutuhkan peralatan bantuan selama mendaki.
Setelah dua puncak itu, puncak lain yang akan ditaklukkan adalah, Vinson Maasif setinggi 4897 meter di Antartika (Desember 2010-Januari 2011), McKinley, 6194 meter di Amerika Utara (April-Mei 2011), Aconcagua 6962 meter di Amerika Selatan (November-Desember 2011) dan terakhir Everest,8850 meter di Asia (April-Mei 2012).
Dalam waktu dua bulan sebelum pendakian kedua, Gina dan kawan-kawan akan menjalani recovery selama sepuluh hari. Setelah itu mereka akan kembali melakukan rangkaian tes kesehatan. Baru dilanjutkan dengan persiapan latihan fisik sekaligus simulasi persiapan pendakian.
“Kekompakan tim sangat dibutuhkan dalam pendakian selanjutnya, agar kerjasama anggota tim menjadi solid,” kata Yoppie Rikson Saragih, ketua harian perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung Wanadri sekaligus pimpinan tim Bravo dalam ekspedisi 7 summits.
Tim ekspedisi terdiri dari tim alfa, Gina Afriani Wulan Pratama (22 tahun), Adeshir Yaftebbi (28), Iwan Irawan (38), Martin Rimbawan (25), Fajri Al Luthi (25) dan Nurhuda (23) dan pelatih sekaligus komandan tim,Djukardi 'Bongkeng' Adriana. Sedangkan tim Bravo, antara lain terdiri dari mantan wakil ketua KPK Erry Riyana Hardjapamengkas (61 tahun), Budayawan Iwan Abdulrahman (63), Remmy Tjahari, mantan ketua Bapeda Jawa Barat.
Sebelumnya tim ekpedisi ini sukses menundukkan puncak Ngudu-Ngudu/Cartensz Pyramid (4884 meter) di komplek pegunungan Jayawijaya, Papua. Bahkan, mereka memperingati hari bumi, 22 April di puncak tersebut dengan mengibarkan bendera merah-putih. Rombongan tim sengaja tinggal di sana sekitar satu setengah minggu untuk berlatih fisik tinggal di gunung es.
“Hasilnya bagus tidak ada yang terserang hypoksia (penyakit ketinggian)” kata Yoppie. Ini akan menjadi modal mendaki puncak selanjutnya. Pada pendakian berikutnya, Yoppie menambahkan kemungkinan hanya satu atau dua orang dari tim Bravo.
Pendakian puncak Kilimanjaro (5892 meter) dan Elbrus (5642 meter) akan dilakukan dalam satu rangkaian karena musimnya pas untuk pendakian sekaligus menghemat dana. Dua puncak itu, kata Yoppie tidak seberat pendakian di Cartensz Pyramid sehingga tidak membutuhkan peralatan bantuan selama mendaki.
Setelah dua puncak itu, puncak lain yang akan ditaklukkan adalah, Vinson Maasif setinggi 4897 meter di Antartika (Desember 2010-Januari 2011), McKinley, 6194 meter di Amerika Utara (April-Mei 2011), Aconcagua 6962 meter di Amerika Selatan (November-Desember 2011) dan terakhir Everest,8850 meter di Asia (April-Mei 2012).
Dalam waktu dua bulan sebelum pendakian kedua, Gina dan kawan-kawan akan menjalani recovery selama sepuluh hari. Setelah itu mereka akan kembali melakukan rangkaian tes kesehatan. Baru dilanjutkan dengan persiapan latihan fisik sekaligus simulasi persiapan pendakian.
www.tempointeraktif.com
ARTIKEL TERKAIT:
Perjalanan
- Ericks Rachmat, Pendaki 7 Puncak Tertinggi Indonesia
- Ada Kisah Di Penanggungan
- Menjejak Langkah Menggapai Jonggring Saloka
- Liburan Di Yogyakarta Puas Dan Hemat
- Mendaki Atapnya Yogyakarta
- Tabah Sampai Akhir
- Puncak Ama Dablam Di Gapai Pendaki Indonesia Lagi
- Mencumbu Lawu Dari Cemoro Sewu
- Ullen Sentalu Di Kaki Merapi
- Rinjani Akhirnya Tergapai Kembali
- Mendaki Rinjani, Jangan Terbatas Mimpi!
- Gunung Agung, Titik Tertinggi Menara Suci Di Bali
- Dakilah Rinjani Bersama Kami
- Mengunjungi Majapahit Di Gunung Lawu
- Kepercayaan Dalam Sebuah Persahabatan
- Dengan Anggunnya Merapi Menaklukanku
- Belantara Indonesia Road To Pamekasan
- Memburu Sang Fajar Di Puncak Papandayan
- Menggapai Mimpi Di Mahameru
- Sang Raja Gunung Menapak Puncak Mahameru
- Deru Debu Di Merapi
- Tips Menjadi Teman Perjalanan Yang Baik
- Menjelajah 41 Negara Dengan Cinta
- Dihadang Bukit Penyesalan
- Transportasi Menuju Gunung Rinjani