Sekaligus tercatat sebagai orang Indonesia yang berhasil menggapai puncak Everest setelah melalui Zona Kematian di empat jam sebelum puncak.
Pria kelahiran Malang, 1 September 1971 itu bahkan harus merelakan matanya usai berhasil menduduki puncak tertinggi itu. Mengapa?
Karena Asmujiono berani membuka masker oksigennya hingga mengakibatkan 1/4 otaknya membeku. Dia juga mengalami sinus akut sepulang melakukan pendakian.
Saat sampai di Puncak hanya satu keinginanya. Bukan meneriakkan kecintaannya terhadap Indonesia, melainkan mengumandangkan Adzan dan bertakbir.
Dari hasil pemerikasaan medis, seluruh Dokter di dunia terheran, Pratu Asmujiono masih hidup dan sehat. Jika orang lain, mungkin sudah tewas karena pembekuan otak.
Dokter mengatakan : "Asmujiono, diselamatkan oleh Allah, karena keberaniannya mengumandangkan Adzan, memuji kebesaran Allah SWT di puncak tertinggi dunia, tanpa dia menghiraukan keselamatan jiwanya."
"Orang harus mengerti tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Saya terima ( kondisi saya ), kalau sampai sesuatu itu harus berkorban. Walaupun sekecil apapun," kata Asmujiono.
Di lain hal, Asmujiono nekat membuka masker untuk membuktikan bahwa dia merupakan orang Indonesia ketika difoto. Sebab, diakuinya bahwa wajah orang Indonesia itu sama seperti orang Nepal.
"Saya buka masker, terus terang saya tahunya es cuma di kulkas. Saya ingin menunjukkan ke seluruh dunia, bahwa dalam pendakian gunung orang Indonesia tak main - main."
Kini dia mengakui bahwa dirinya sudah keluar dari Kopassus dan TNI. Meski sudah tidak dunia militer, sebagai anggota Kopassus yang pernah mencapai puncak tertinggi dirinya masih nafsu bila ada yang mengajaknya naik gunung.
"Saya masih suka naik gunung, kalau ada yang mengajak, saya mau," ungkpanya.
ARTIKEL TERKAIT: