Gunung Everest Terlarang Bagi Pendaki Pemula

Masih ingat dengan protes para pendaki gunung dunia pada sekitar tahun 2014 karena puncak Gunung Everest terlalu penuh dengan orang? Karena hal itu membuat pendaki gunung merasa tak nyaman dan berbahaya saat mendaki gunung tertinggi di dunia tersebut.

Gunung Everest Terlarang Bagi Pendaki Pemula

Junko Tabei, menjadi perempuan pertama yang berhasil menggapai puncak tertinggi di dunia pada tahun 1975, mengekspresikan kekhawatirannya dan perhatiannya terhadap orang yang ingin mendaki Everest tiap tahunnya.

"Mengizinkan banyak pendaki untuk mendaki dalam waktu bersamaan akan meningkatkan risiko buruk bagi lingkungan dan juga pendaki," kata Tabei kepada Himalayan Times, dikutip dari Huffington Post.

"Pemerintah harus mengatur jumlah pendaki."

Imbauan ini tampaknya jadi masukan serius untuk pemerintah Nepal. Pemerintah Nepal mengumumkan rencana untuk membatasi jumlah pemula yang mendaki Everest.

Tujuannya untuk mengurai padatnya pendaki di puncak dan meningkatkan keamanan. Larangan ini juga berlaku untuk orang - orang disabilitas, orang lanjut usia, dan orang yang masih sangat muda.

Menurut laporan, Nepal hanya akan memberikan izin pendakian ke Everest kepada pendaki yang berusia 18 - 75 tahun.

Mereka juga harus bisa membuktikan bahwa mereka sudah pernah mendaki gunung yang lebih tinggi dari 6500 meter, di mana ketinggian Everest mencapai 8848 meter.

"Kami tidak bisa membiarkan banyak orang pergi ke Everest kemudian mati. Jika mereka tidak siap fisik dan mental melakukan hal ini bisa jadi bunuh diri," kata Kripasur Sherpa, Menteri Pariwisata Nepal.

Gunung Everest Terlarang Bagi Pendaki Pemula

"Orang disabilitas dan tunanetra membutuhkan orang lain untuk membantu mereka, ini bukanlah petualangan. Hanya orang yang bisa pergi dengan kemampuan mereka sendiri yang akan diberikan izin."

Menurut catatan, Nepal berusaha untuk membatasi jumlah pendaki di Everest. Sampai tahun 1985, misalnya, hanya satu pendaki yang diizinkan ada di satu rute dalam satu waktu.

Namun, sekarang ini, kembali tak ada aturan keras yang berlaku. Ratusan pendaki mulai mendaki Everest setiap tahunnya. Di tahun 2013, ada sekitar 658 pendaki yang ada di puncak.

Hanya saja Ang Tshering Sherpa, President of Nepal Mountaineering Association, kepada The Guardian, mengaku bahwa dia ragu aturan baru ini akan bisa diimplementasikan.

Sudah banyak aturan yang didiskusikan di masa lalu. "Aturan terakhir hanya sebuah rencana yang akhirnya dibatalkan karena adanya tekanan dari organisasi HAM dan kedutaan asing."

Selain banyak orang yang memang ingin memanjat puncak ini, Nepal juga bisa menghasilkan jutaan dolar setiap tahunnya dari 'industri Everest' ini.

Bahaya Gunung Ramai 
'Lalu lintas' gunung yang ramai bisa menyebabkan berbagai masalah dan kecelakaan. Celaka mungkin masih bisa dibilang untung, pasalnya bahaya di gunung ini bisa menyebabkan kematian.

Setiap tahun, banyak orang meninggal saat mendaki. Di tahun 2012, sekitar 10 orang pendaki dinyatakan tewas.

Di tahun itu juga seorang pria Korea Selatan mengaku jadi buta karena salju, delirium dan hipotermia. Penderitaan ini dialaminya karena dia harus menunggu berjam - jam untuk mendaki sampai ke puncak. Salah satu temannya bahkan meninggal saat pendakian.

"Sangat banyak orang saat itu," kata Song Young-il. "Ada sekitar 300 - 400 orang yang ada di puncak dan kami terjebak kemacetan ( karena pendaki ). Kami harus menunggu 200 meter dari puncak, dan akibatnya kami jadi buta karena salju. Kami tak bisa melihat.cnn

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×