Setelah beres urusan administrasi dengan Grasindo ( Gabungan Remaja Sindoro ), kami rebahkan badan sambil menunggu malam tiba guna memulai pendakian. Setelah lepas Isya kami mulai perjalanan,tinggalkan base camp melewati jalan berbatu lumayan jauh dengan sekeliling adalah ladang penduduk. Setelah itu mulai lah jalan menanjak dengan tanah yang berdebu, terus menanjak nih jalanan hampir tanpa bonus.
Sampai Pos 4 ini jalur tak pernah mendatar. Sampai Pos 1 Sibajing istirahat dah..capek....ancang - ancang buat ke Pos 2. Menuju pos 2 waduh..tanah liat dan licin sampai Persimpangan Buntu ( kalau lurus ke jurang, sebaiknya ikuti jalan ke kanan ).Sampai Pos 2 Cawang istirahat lagi...iseng bikin mie..laper ternyata...:D...lalu ke Pos 3 Seroto jalur mulai menanjak dengan hutan pinus mirip di Merbabu. Jalur nampak panjang dan laammaaaaaaaaa.......halah...
Di Pos 3 ini kami buka tenda istirahat..penat sungguh!...tempatnya mirip - mirip di Pasar Setannya Merbabu..luas dan lapang, tapi angin terlalu kencang takutnya suka ada badai. maka nge camp di dekat pohonan biar aman....menjelang terang - terang tanah kami mulai packing, lalu lanjut lagi pendakian ke Puncak....alamak!!!....jalur semakin curam dan menanjak hebat.....jalan berlubang dan licin nyaris tanpa bonus!....waduh......ngos ngosan ni nafas..4 jam an kulalui ini jalur menuju taman Edelweis.
Sampai Di taman Edelweis yang merupakan batas Vegetasi Hutan terasa terbayar lunas lelah ini karena keindahan tempat ini..walau panas nya minta ampun.....Mendekati Puncak makin semangat ni.....byarrrrr...Puncak Sindoro!!!........Segoro Banjaran!!...Puncak ini mirip Puncak Ciremai di Kuningan..bisa juga kita berjalan memutari puncak...Setelah Foto - foto dan istirahat sejenak aku pun turun, karena disini amat sulit buat tidur..sempitt.....perjalanan turun relatif aman dan nyaman...karena jalanan terus menurun tanpa tanjakan...hehehehhee...sampe Kledung, mandi, makan, ngopi...pulang!!!....
Selamat tinggal Sindoro yang lumayan indah puncaknya, tapi habis hutannya buat ladang!!....Sindoro adalah fenomena alam yang setengah rusak karena laksana air bah, disana telah banyak di buat ladang tembakau oleh penduduk setempat..sayang sekali sebenarnya. Seharusnya bisa dihindari dengan bantuan pemerintah setempat dan orang - orang yang mau mengerti, tetapi kembali lagi masalah kebutuhan hidup suka tak bisa kompromi. Atau keserakahan? Jika anda ke Sindoro ataupun Sumbing di sebelahnya, akan melihat pemandangan ladang luas yang membuat alam menangis.
Tetapi lagi - lagi keramahan penduduk lokal sangat membantu semangat pendakian dan tersaji aneka macam kebutuhan perut kita yang pas di mulut dan isi kantong..heheheh..Kesekian kalinya biarkan alam menjamah kita dengan penuh damai dan tak perlu kita merusaknya demi sesuatu yang tak berguna.
ARTIKEL TERKAIT: