Dan banyak pula yang menyerah dan tidak melanjutkan perjalanan pendakian menuju puncak gunung dan memilih tidur di lereng gunung atau juga turun kembali. Faktor utama karena lelah. Tetapi, cobalah kita belajar dari seorang Abdi Dalem Keraton Yogyakarta yang bernama Minten Joyo Saputro yang berusia 77 tahun.
Nenek yang sudah lama menjadi Abdi Dalem ini berjalan mendaki ke lokasi Labuhan Merapi di Alas Bedhengan, Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman Yogyakarta itu tanpa alas kaki! Ia mengaku berjalan terus ke atas tanpa beristirahat dan juga tidak merasa lelah. Saat ditemui seusai upacara pun ia terlihat tenang. Apa resepnya?
"Mantep kalih percoyo. Lebetke manah, mesti kuat ( Kita harus mantap dan percaya. Masukkan itu ke dalam pikiran, pasti akan kuat )," ujar nenek bertubuh mungil itu. Satu hal yang menjadi kunci adalah niat. "Kalau niat di hati kuat, pasti bisa!" kata beliau.
Kekuatan niat itu, kata dia, juga menjadi kunci dalam menjalani kehidupan sehari - hari. "Saat sakit, kalau kita berniat mantap untuk sembuh, pasti akan sembuh. Begitu juga dengan kesulitan di dalam kehidupan," ujar nenek itu penuh wibawa. Hingga usianya saat ini, Minten masih rajin berolahraga. "Saya sehat dan rajin berolahraga, seperti senam dan jalan," ujarnya.
Labuhan Merapi |
Terkadang dan sering terjadi, teori berteknologi tinggi dan aneka seminar tentang kegiatan alam terbuka, tidak berpengaruh banyak dalam praktek karena kita tidak bisa menebak kemauan alam. Justru akan lebih terbukti secara nyata apabila kita mengambil pelajaran dari kearifan lokal lingkungan sekitar gunung. Seperti Mbah Minten tersebut yang telah secara nyata mengenal lereng gunung dan bertindak bijaksana terhadap alam.
ARTIKEL TERKAIT: