1. Pencairan es kutub
Pencairan es kutub adalah bahaya dengan empat akibat.
Pertama, akan menaikkan permukaan laut. Terdapat 5.773.000 mil kubik air di es, glasier, dan salju abadi. Menurut National Snow and Ice Data Center, bila semua glasier mencair hari ini, laut akan meningkat sekitar 230 kaki ( 70 meter ). Untungnya, ini tidak akan terjadi secara langsung! Tapi permukaan laut akan naik.
Kedua, kutub meleleh akan membawa ekosistem global tidak seimbang. Kutub merupakan air segar, dan ketika mencair, air tersebut akan menawarkan lautan, atau dalam bahasa yang halus – membuatnya kurang asin. Desalinisasi arus teluk akan “mengganggu” arus laut, yang mengatur suhu. Penghentian arus akan mendinginkan daerah di timur laut Amerika dan Eropa Barat. Untungnya, ini akan memperlambat efek pemanasan global lain di daerah itu!
Ketiga, kenaikan suhu dan perubahan lanskap di lingkaran Arktik akan mengancam beberapa spesies hewan. Hanya spesies yang mampu beradaptasi yang akan selamat.
Keempat, pemanasan global akan menghilangkan salju dan es. Es berwarna putih, dan memantulkan sinar matahari, yang kebanyakan dikirimkan kembali ke luar angkasa, terus mendinginkan Bumi. Bila es meleleh, satu - satunya pemantul ialah samudera. Samudera yang lebih gelap akan menyerap sinar matahari, dan menghangatkan Bumi.
2. Konsekuensi ekonomi
Sebagian efek pemanasan global manusia takkan baik. Dan efek ini berupa satu hal bagi negara - negara di dunia: konsekuensi ekonomi. Badai menyebabkan kerusakan milyaran dolar, penyakit memakan uang untuk mengontrolnya dan konflik memperburuk hal ini.
3. Kenaikan intensitas kekeringan dan gelombang panas
Meskipun sejumlah daerah di Bumi akan menjadi lebih basah karena pemanasan global, daerah lain akan mengalami kekeringan serius dan gelombang panas. Afrika akan menerima bagian terburuk, dengan lebih banyak kekeringan di Eropa. Air telah menjadi komoditas langka di Afrika, dan menurut Intergovernmental Panel on Climate Change, pemanasan global akan memperburuk kondisi ini dan mengakibatkan konflik dan perang.
4. Perairan hangat dan lebih banyak badai
Ketika suhu lautan meningkat, lebih banyak badai dan semakin kuat. Kita melihatnya pada tahun 2004 dan 2005.
5. Penyebaran penyakit
Ketika negara utara menghangat, serangga yang membawa penyakit bermigrasi ke utara, membawa wabah dan penyakit bersama mereka. Sejumlah ilmuwan percaya bahwa di sejumlah negara berkat pemanasan global, malaria tak bisa di musnahkan selamanya.
Gas rumah kaca bisa menetap di atmosfir selama beberapa tahun mulai dasawarsa hingga ratusan dan ribuan tahun. Tak penting apa yang kita lakukan, pemanasan global tetap mendatangkan dampak bagi Bumi. Jadi apa solusinya? Apakah kita hanya berpikiran negatif? Mulailah dari kenali perilaku diri sendiri terhadap bumi ini.
ARTIKEL TERKAIT: