Mendaki gunung mudah bila di ucapkan atau di ceritakan lewat tulisan, tetapi akan berbeda saat penerapan sesungguhnya. Mendaki gunung bukan text book dan teori.
Untuk sekarang ini, dengan alasan gunung yang didaki memiliki medan dan rute yang tidak terlalu berat, maka, mereka hanya menggunakan sandal, celana pendek ala kadarnya dan hanya membawa barang bawaan keperluan asal bisa dibawa.
Banyak yang hanya mementingkan penampilan! Jaket dengan model asalkan bagus dipandang, rambut berserabutan, tas kecil yang jauh dari memenuhi syarat cukupnya barang bawaan, bahkan ada yang menyertakan boneka yang katanya boneka kesayangan dalam pendakian.
Cobalah jangan remehkan alam bebas, contohlah sikap dari pendaki senior, Herman Lantang , dimanapun dalam penelusuran alam terbuka, beliau selalu berbaju atau jaket lengan panjang, celana gunung, sepatu untuk petualangan dan trekking pole atau tongkat untuk untuk mendaki. Semua untuk keamanan dan kenyamanan. Ingatlah, alam tidak bisa ditebak keadaannya.
Mendaki gunung bukan tamasya, sangat berbeda. Bahkan terkadang nyawa kita yang bisa menjadi taruhannya dalam bergiat di alam bebas.
Gunakanlah perlengkapan di alam bebas yang memadai, walaupun jalur petualangan kita nantinya kita anggap tidak memiliki medan yang berat.
Terutama mendaki gunung, janganlah di remehkan. Karena bila itu yang terjadi, maka anda petualang amatiran yang sombong!
Lupakan baju untuk berpesta, celana ala celana kantor, sepatu milik ayah pergi bekerja, tas ibu untuk pergi arisan. Gunakan peralatan dan perlengkapan yang menunjang keamanan kita saat di alam terbuka.
ARTIKEL TERKAIT: