Sebenarnya, tubuh kita mampu beradaptasi, tetapi kemampuan adaptasi itu harus di lakukan secara bertahap, cara ini biasanya disebut aklimatisasi.
Rumus aklimatisasi pendaki adalah climb high sleep low ( CHSL ) naik ke ketinggian tertentu, kemudian turun untuk tidur / beristirahat pada ketinggian di bawahnya.
Misalnya direncanakan untuk nge camp pada ketinggian 3.600 Mdpl, naiklah dulu ke 4.000 Mdpl. Untuk pendakian gunung yang elevasinya > 3.600 Mdpl, aklimatisasi dengan rumus ini mutlak diperlukan.
Itulah sebabnya pendakian Everest bisa makan waktu lebih dari sebulan karena pendaki naik - turun berkali - kali sebelum melakukan summit attack.
Gunung - gunung kita yang rata - rata 3.000 an mdpl, untuk kebanyakan pendaki bisa disikat langsung. Selain itu, setelah melewati batas 3.000 Mdpl, penambahan elevasi harus dibatasi maksimum 300 mt per hari.
Selain Jayawijaya , ada empat gunung di Indonesia yang menurut hemat saya harus memperhatikan kaidah ini, yaitu Kerinci, Rinjani, Semeru, dan Slamet karena ketinggiannya melebihi 3.300 Mdpl. Untuk kelima gunung ini, idealnya summit attack dilakukan dari ketinggian yang berjarak kurang dari 300 mtr vertikal dari puncak.
Dua puluh empat jam pertama berada di daerah yang tinggi, misalnya di desa terakhir ( base camp ) batasi aktivitas fisik. Meskipun demikian, pada siang hari, aktivitas ringan lebih baik dari pada tidur agar respirasi melakukan penyesuaian.
NUTRISI DAN HIDRASI
Hidrasi sangat penting. Eksersi membuang cairan dalam tubuh, dan itu perlu diganti. Indikasi kecukupan hidrasi adalah banyak dan beningnya urine.
Bila kencing sedikit, pekat, dan berwarna, berarti anda kurang minum. Makanan tinggi karbohidrat harus menjadi menu utama pendaki. Alasannya adalah bahwa 70% kalori dihasilkan oleh karbohidrat.
KENALILAH DIRI SENDIRI
Yang tidak kalah penting dari semua saran di atas adalah mengenali diri sendiri. Anda harus paham betul bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap kondisi di ketinggian karena tidak ada ciri - ciri pembeda khusus antara yang rentan dengan yang tahan.
Sungguh bijaksana bila Anda mau belajar merasakan dan mengenali setiap gejala yang terasa.
Misalnya, membedakan antara sakit kepala yang terjadi karena eksersi berlebihan ( seperti bila anda selesai berlari sprint ) dengan nyut - nyutan gejala mabuk gunung. Golden rule di ketinggian: bila Anda mengalami tidak enak badan, pusing atau pening tetapi tidak tahu sebabnya secara pasti, Anda harus menyimpulkan bahwa Anda menderita mabuk gunung!
KENALILAH TEMAN SATU TIM
Teman sependakian Anda belum tentu mengetahui seluk - beluk mabuk gunung. Belum tentu pula mereka cukup mengenal daya adaptasi diri sendiri terhadap ketinggian.
Kalau demikian keadaannya, Anda yang perlu menajamkan pandangan untuk mengamati kondisi mereka. Dari pengalaman, gejala awal mabuk yang paling mudah diamati dari luar adalah kondisi fisik dan tingkah - laku.
Bila ada teman yang mengalami kelelahan berlebihan, amati terus keadaannya. Kalau ada yang begini, biasanya kami menguji kondisinya dengan menyodorkan makanan kecil.
Kalau dia menolak, cobalah makanan lain. Kalau semua ditolak, waspada!!
Ciri lain yang sering mencolok adalah social withdrawal. Kalau ada teman yang berubah perangainya menjadi lebih pendiam, tak mau ngobrol atau malas ngobrol, kehilangan canda, dan lebih suka menyendiri, Anda harus mulai curiga.
Berikutnya, ujilah juga dengan makanan. Pendeknya, bila pendaki masih rakus dan doyan ini - itu, berarti sehat! Dan memang rakus bawaan!
ARTIKEL TERKAIT:
Kesehatan
- Cara Mengatasi Kram Otot Saat Mendaki
- Jangan Naik Gunung Jika Mempunyai Penyakit Ini
- Mengenal Gejala Acute Mountain Sickness
- Kenali Gejala Hipotermia
- Tips Agar Tetap Sehat Saat Mendaki Gunung
- Manfaat Luar Biasa Mendaki Gunung
- Jangan Terlalu Lama Istirahat Saat Mendaki Gunung
- Cara Mencegah Sakit Di Telinga Saat Mendaki Gunung
- Meningkatkan Kreativitas Dengan Mendaki Gunung
- Perlunya Memiliki Asuransi Kesehatan
- Ingin Badan Langsing? Mendakilah Gunung!
- Menjadi Bagian Dari Rantai Keselamatan
- Sehat Jiwa Raga Dengan Yoga
- Berhenti Merokok Dengan Cara 5 D
- Cara Melepaskan Gigitan Pacet
- Tips Menyiapkan Bekal Makanan Untuk Pendakian Gunung
- Asma Dan Pendakian Gunung
- Jangan Sakit Saat Di Alam Bebas
- Cara Benar Membersihkan Sisa Abu Vulkanik
- Sedia Obat Sebelum Mendaki
- Tips Agar Tak Lelah Saat Mendaki
- Penyakit Akibat Ketinggian Kini Bisa Diprediksi
- 10 Tahun Lebih Muda Dengan Air Putih
- Usia Tua Juga Masih Bisa Mendaki Gunung
- Buah Kurma Untuk Bekal Pendakian