Saat Belantara Indonesia mengunjungi Merapi , di New Selo atau Joglo 1 pada kurun waktu lalu, sempat berbincang dan berbagi pengetahuan dengan tukang parkir yang dari hasil pembicaraan tersebut, kami mengambil kesimpulan bahwa dia selain menjadi tukang parkir, dia juga sebagai porter atau pemandu bagi pendaki dari luar negeri. Otomatis dia sangat mengenal Merapi dan medannya.
Menurut beliau memang saat ini pendakian Merapi di larang oleh Taman Nasional Merapi dan aparat setempat. Tetapi penduduk lokal sudah memperbaiki jalur pendakian dan silahkan mendaki Merapi tetapi hanya sebatas sampai Pasar Bubrah. Karena jika nekad sampai puncak utama, resiko di tanggung pendaki sendiri.
Dan memang, selama ini bila ada kasus tersesat atau hilang di Merapi maka SAR alami penduduk lokal lah yang pertama langsung turun tangan melakukan pencarian dan evakuasi, karena penduduk lokal sangat hapal dan mengetahui seluruh isi Merapi. Bila kita mengadu kepada Balai Taman Nasional Merapi, maka banyak prosedur yang harus di lakukan sehingga tim SAR akan menanganinya. Membutuhkan waktu lama, padahal dalam kondisi tersesat, secepatnya harus di tangani. Itulah salah satu dari kearifan lokal di sisi Merapi.
Jadi jangan heran dan kaget bila kita merasa kepayahan saat mendaki atau turun dari Merapi, berpapasan dengan seseorang yang sedang memanggul rumput atau kayu turun dari Merapi. Mereka terbiasa dan setiap hari bisa hingga 5 kali naik turun Merapi dari Joglo ke Selokopo Atas dan sebaliknya. Jangan di tanyakan: Kok kuat....
Selain itu mereka ramah - ramah menyambut para tamu Merapi dengan segala sapaan membumi. Kearifan lokal penduduk Merapi dan mungkin juga hampir semua warga kaki gunung di Indonesia.
ARTIKEL TERKAIT: