![]() |
( Pendakian para Tunet dibantu relawan. Foto: Fitri Yulianti ) |
“Tunet yang minta naik gunung, lalu kita carikan medan gunung yang mudah dan tidak terlalu terjal, mengingat keterbatasan mereka,” kata Tarini.
Tarini mengatakan bahwa dengan bantuan para relawan, para Tunet akhirnya berhasil mewujudkan keinginan untuk berpetualang di alam. “Para relawan ditugaskan untuk membantu mereka berjalan atau menarasikan apa yang tidak para Tunet lihat, misalkan ada batu besar atau jurang,” tambahnya.
Pendakian pun memakan waktu lebih lama karena relawan menyesuaikan kemampuan berjalan para Tunet. “Kalau pendakian biasanya ditempuh tiga jam, bersama mereka jadi sekitar enam jam. Di sini juga sebagai penguji kesabaran serta menahan ego dari para relawan untuk tidak berambisi sampai puncak duluan,” ujarnya.
Di antara delapan Tunet yang mendaki Gunung Papandayan, hanya Satryo yang berhasil mencapai puncak. Lainnya tidak berhasil karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan.
![]() |
Para Tunet bersemangat ingin menggapai Gunung Papandayan ( Foto: dok. Fency ) |
Dia mengaku tidak menemui kesulitan selama melakukan pendakian karena para relawan selalu berada di sisinya untuk menunjukkan jalan serta menarasikan apa yang tak bisa dilihatnya.
“Pertama saya mendaki Gunung Salak, cuma enggak sampai puncak karena waktu itu cuacanya buruk. Nah, pas ke Papandayan saya langsung sujud syukur begitu sampai atas,” tutur guru privat ini.
Sebelum mendaki gunung setinggi 2.665 Mdpl itu, Satryo menyiapkan fisiknya dengan jogging setiap pagi dan sering berjalan ke rumah murid les privatnya. Ini intens dia lakukan tiga pekan sebelum pendakian. Hebatnya, selama pendakian dia bahkan hanya memakai sepatu kets yang biasa dipakai untuk bekerja, bukan sepatu khusus mendaki gunung.
“Saya berterima kasih kepada relawan yang menuntut. Saya dipegangi meski bergantian dan dinarasikan ketika ada batu atau harus lompat sampai akhirnya saya mencapai puncak Gunung Papandayan,” imbuhnya.
Satryo memang menyenangi kegiatan alam. Menurutnya, alam mengajarkan kemandirian. Sebenarnya, dia dan para pendaki sempat tersasar saat mencari jalan pulang. Tali putih yang mereka jadikan tanda ternyata hilang.
“Mungkin karena kita keasyikan foto - foto di atas. Tapi di gunung, kita memang tidak boleh diam. Harus cari jalan sendiri dan tidak boleh bergantung pada petugas patroli,” tutupnya. Target selanjutnya, Satyro akan mendaki Gunung Semeru.
Fency merupakan suatu komunitas sosial yang menjadi partner Yayasan Mitra Netra dalam membantu penyediaan buku - buku Braille serta sebagai jembatan teman - teman tunanetra untuk melakukan perjalanan. Satryo sendiri merupakan tunanetra bimbingan Yayasan Mitra Netra yang berkantor di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. src
ARTIKEL TERKAIT:
Pengetahuan
- Manfaat Bagi Yang Suka Naik Gunung
- Stop Sampah Dan Vandalisme Di Gunung
- Mengenal Bunga Edelweiss Lebih Jauh
- Cara Mencuci Dan Merawat Jaket Gunung
- 5 Gunung Dengan Jalur Tersulit Di Indonesia
- 7 Puncak Gunung Tertinggi Di Jawa Tengah
- 8 Fakta Gunung - Gunung Di Sumatera Barat
- 7 Gunung Tertinggi Di Jawa Barat
- 5 Mitos Seru Di Gunung Lawu
- Fakta Menarik Tentang Gunung Rinjani
- Fakta Tentang Gunung Bawakaraeng
- Inilah Fakta Tentang Gunung Semeru
- Tips Membuat Bivak
- 5 Gunung Yang Berselimut Mistis
- Tips Tidur Nyenyak Dalam Tenda
- Pastikan 5 Hal Ini Sebelum Mendaki Rinjani
- Tips Memakai Tabir Surya Bagi Pendaki Gunung
- Tips Mendaki Gunung Dalam Hening
- Inilah Tehnik Aklimatisasi Yang Baik
- Tips Sebelum Mendaki Gunung
- Mengenal Gejala Acute Mountain Sickness
- 5 Gunung Tertinggi Di Dunia
- Himalaya Untuk 5 Negara
- Hindari Sambaran Petir Saat Mendaki Gunung
- Fontus, Botol Ajaib Untuk Pendaki
Inspirasi
- Ternyata Air Lebih Mahal Dari Emas
- Rindu Gunung Yang Dulu...
- Pendaki Era 90 an, Penuh Perjuangan
- Jangan Salah Pilih Teman Pendakian Gunungmu!
- Norman Edwin Quotes
- Tips Seru Petualangan Dengan Anak
- Inilah Sensasi Saat Mendaki Gunung
- Ingin Sahabat Sejati? Carilah Di Hutan Belantara
- Berilah 'Kelas Alam' Bagi Si Kecil
- 10 Lagu Wajib Nasional Indonesia Yang Menggetarkan Hati
- Romantisnya Mendaki Gunung Dengan Pasangan
- Mengharukan: Demi Anak, Seorang Ayah Jual Pena
- 70 Kali Dalam Sehari Maut Dekat Dengan Manusia
- Menikmati Pemandangan Alam Adalah Hak Kita, Tapi....
- Mendaki Gunung Tidak Akan Merubah Apapun!
- Inilah Masjid Portable Yang Pertama Di Indonesia
- Tips Berwudhu Di Alam Bebas
- Tips Packing Yang Tepat Untuk Mendaki Gunung
- Modal Utama Pendakian Gunung: Niat Belajar Dari Alam
- Menjadi Pendaki Yang Cerdas
- Gunung, Racun Yang Menyembuhkan!
- Sang Pemberani Yang Masuk Dalam Kawah Merapi
- Jatuh Cinta Paling Indah Itu Di Puncak Gunung
- Izinkanlah Aku Mendaki Gunung, Sekali Ini
- Dari Gunung Untuk Para Pendakinya