Keraton Ngayogyokarto bisa dibilang salah satu kerajaan yang masih berdiri di Indonesia. Kekentalan budaya keraton masih terasa hingga saat ini di sendi - sendi kehidupan masyarakat Yogyakarta. Namun sebuah keraton tidak bisa mengurus dirinya jika tidak dibantu oleh pengurus keraton atau yang biasa disebut Abdi Dalem. Mereka merupakan orang yang mengabdikan dirinya untuk kerabat kerandah keraton dan mengabadikan sepenuh hati untuk Raja Kasultanan Ngayogyokarto Hadiningrat dengan segala aturan yang ada.
Tidak ada paksaan untuk menjadi Abdi Dalem. Pelaku Abdi Dalem itu sendiri merupakan abdi budaya, tidak bisa diartikan sebagai pembantu atau batur. Mereka menganggap menjadi Abdi Dalem merupakan ‘jabatan’ terhormat yang membanggakan.
Lalu, seperti apa gambaran Abdi Dalem itu sendiri. Bagaimana dia bekerja, adakah suka dukanya menjadi Abdi Dalem, serta alasan apa saja yang memberi motivasi untuk menjadi Abdi Dalem Keraton Yogyakarta?
Abdi Dalem keraton sendiri terbagi menjadi dua, yakni Abdi Dalem Keprajan dan Abdi Dalem Punokawan. Abdi Dalem Keprajan memiliki derajat atau kasta lebih tinggi dibanding Punokawan. Jumlah Abdi Dalem Keprajan juga tidak begitu banyak dengan Abdi Dalem Punokawan yang mencapai ratusan. Secara tugas mereka tetap sama - sama mengabdi kepada pihak keraton.
Yang membedakan kedua Abdi Dalem itu adalah pemberian uang pituas ( gaji ) dari pihak keraton. Untuk Abdi Dalem Keprajan tidak mendapatkan uang pituas, sebab sudah mendapatkan uang pensiun. Sedangkan Punokawan mendapatkan uang pituas meski jumlahnya kecil.
Untuk Abdi Dalem Keprajan biasanya pegawai aktif atau pensiunan pegawai pemerintahan, baik di Kepatihan ( Kantor Gubernur DIY ) maupun di tempat lain. Sedangkan Abdi Dalem Punokawan mayoritas bukan pegawai ( PNS ), namun ada juga yang menjadi pegawai. Kedua tingakatan Abdi Dalem tersebut juga memiliki struktur organisasi. Mulai dari ketua, sekretaris, bendahara, hingga jumlah keanggotaan. Pekerjaan masing - masing berbeda - beda, sesuai dengan porsinya. Namun, jika ada upacara adat keraton seperti labuhan, pernikahan, jumenengan, dan sebangainya, Abdi Dalem ini dengan teguh melaksanakannya.
Kalau Abdi Dalem Keprajan tidak harus absen ( hadir ) di keraton. Biasanya, mereka hadir saat ada momen tertentu atau upacara adat yang dihelat keraton. Sedangkan untuk Abdi Dalem Punokawan, harus mengisi absensi kehadiran saat piket jaga di lingkungan keraton. Itu pun dilakukan tidak setiap hari, ada yang 10 hari sekali, 12 hari sekali, dan ada juga yang 15 hari sekali.
Saat piket jaga ini juga masing - masing Abdi Dalem berbeda - beda, kebanyakan 24 jam. Jadi kalau sekarang masuk jam 08.00 pagi, dan bisa pulang atau meninggalkan keraton juga jam 08.00 pagi hari berikutnya.
Menjadi Abdi Dalem bukan karena uang pemberian keraton. Namun tidak sedikit Abdi Dalem Punokawan yang ditemui mengaku karena mendambakan berkah dari Pengeran ( Tuhan ). Sebab, pengabdian itu membutuhkan keikhlasan dan niat baik dari dalam diri sendiri.
“Setiap orang kan berbeda - beda, tapi kalau saya pribadi mengabdi di keraton ini agar mendapatkan berkah. ‘Berkah di sini, untuk rezeki di luar. Semua itu sudah ada garisnya,” kata Keamanan Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat, Suyatmi ( 56 ) warga Taman Patehan Kraton Yogyakarta yang juga memiliki usaha catering ini.
Hal senada juga dikatakan Abdi Dalem Punokawan, Mbah Kartono ( 63 ) warga Bantul Yogyakarta. Alasan menjadi Abdi Dalem bukan karena uang, namun lebih menekankan kesabaran ( nerimo ing pandung ).
“Selami 31 taon kulo ngabdi wonten keraton mriki, kulo ngeraosaken tentrem ing pengayuh ( Selama 31 tahun saya mengabdi di keraton ini, saya merasakan tentrem di hati ),” katanya dengan logat Jawa kental.
Pekerjaan utama Abdi Dalem itu bermacam - macam. Mulai dari pegawai negeri, pensiunan, pekerja serabutan, tani, buruh, beternak, dan lainnya. Abdi Dalem ini lebih banyak melakukan aktivitas di rumah ketimbang di keraton.
Kalau ada panggilan dari keraton untuk melakukan ritual atau upacara tertentu, mereka dengan senang hati meninggalakan pekerjaannya dan tanpa ada perasaan bahwa rejeki mereka berkurang untuk mengabdi. “Allah sudah mengatur rejeki tiap - tiap orang,” katanya.
ARTIKEL TERKAIT:
Inspirasi
- Ternyata Air Lebih Mahal Dari Emas
- Rindu Gunung Yang Dulu...
- Pendaki Era 90 an, Penuh Perjuangan
- Jangan Salah Pilih Teman Pendakian Gunungmu!
- Norman Edwin Quotes
- Tips Seru Petualangan Dengan Anak
- Inilah Sensasi Saat Mendaki Gunung
- Ingin Sahabat Sejati? Carilah Di Hutan Belantara
- Berilah 'Kelas Alam' Bagi Si Kecil
- 10 Lagu Wajib Nasional Indonesia Yang Menggetarkan Hati
- Romantisnya Mendaki Gunung Dengan Pasangan
- Mengharukan: Demi Anak, Seorang Ayah Jual Pena
- 70 Kali Dalam Sehari Maut Dekat Dengan Manusia
- Menikmati Pemandangan Alam Adalah Hak Kita, Tapi....
- Mendaki Gunung Tidak Akan Merubah Apapun!
- Inilah Masjid Portable Yang Pertama Di Indonesia
- Tips Berwudhu Di Alam Bebas
- Tips Packing Yang Tepat Untuk Mendaki Gunung
- Modal Utama Pendakian Gunung: Niat Belajar Dari Alam
- Menjadi Pendaki Yang Cerdas
- Gunung, Racun Yang Menyembuhkan!
- Sang Pemberani Yang Masuk Dalam Kawah Merapi
- Jatuh Cinta Paling Indah Itu Di Puncak Gunung
- Izinkanlah Aku Mendaki Gunung, Sekali Ini
- Dari Gunung Untuk Para Pendakinya
Pengetahuan
- Manfaat Bagi Yang Suka Naik Gunung
- Stop Sampah Dan Vandalisme Di Gunung
- Mengenal Bunga Edelweiss Lebih Jauh
- Cara Mencuci Dan Merawat Jaket Gunung
- 5 Gunung Dengan Jalur Tersulit Di Indonesia
- 7 Puncak Gunung Tertinggi Di Jawa Tengah
- 8 Fakta Gunung - Gunung Di Sumatera Barat
- 7 Gunung Tertinggi Di Jawa Barat
- 5 Mitos Seru Di Gunung Lawu
- Fakta Menarik Tentang Gunung Rinjani
- Fakta Tentang Gunung Bawakaraeng
- Inilah Fakta Tentang Gunung Semeru
- Tips Membuat Bivak
- 5 Gunung Yang Berselimut Mistis
- Tips Tidur Nyenyak Dalam Tenda
- Pastikan 5 Hal Ini Sebelum Mendaki Rinjani
- Tips Memakai Tabir Surya Bagi Pendaki Gunung
- Tips Mendaki Gunung Dalam Hening
- Inilah Tehnik Aklimatisasi Yang Baik
- Tips Sebelum Mendaki Gunung
- Mengenal Gejala Acute Mountain Sickness
- 5 Gunung Tertinggi Di Dunia
- Himalaya Untuk 5 Negara
- Hindari Sambaran Petir Saat Mendaki Gunung
- Fontus, Botol Ajaib Untuk Pendaki