Sebaiknya para pendaki bermalam di desa ini. Di desa Bremi terdapat penginapan yang cukup murah dan sederhana. Penginapan ini rupanya bekas peninggalan zaman Belanda dan memiliki ciri tersendiri.
Disamping itu, kanan kiri penginapan ini memiliki pemandangan yang asli nan alami. Sebelum mendaki, kita harus melapor pada polisi atau petugas PHPA ( Petugas Hutan Pelindung Alam ) setempat untuk meminta ijin pendakian.
Esok harinva setelah berjalan kurang lebih 3 jam melalui perkebunan damar dan hutan tropis, kita sampai di Danau Taman Hidup yang airnya dapat dipergunakan untuk minum maupun memasak.
Kita dapat mendirikan tenda dan bermalam di sekitar danau. maupun dekat sungai yang letaknya agak berada di dataran tinggi.
Danau Taman Hidup teramat unik dengan kehijauan hutan tropis yang rimbun, dipadu dengan beraneka ragaman ikan yang melimpah. sangat mudah dipancing bahkan ditangkap dengan tangan.
Puncak Argopuro disebut sebagai Puncak Dewi Rengganis, karena disana terdapat patung Dewi Rengganis. Puncak Dewi Rengganis ini merupakan bekas kawah belerang.
Turun dari puncak Argopuro kita dapat memilih turun dengan mengitari gunung lewat Alun - alun Besar kemudian menuju Besuki lewat Baderan.
Alternatif lainnya yakni kembali lewat jalan semula yaitu Bremi. Alun - alun Besar adalah hamparan padang rumput yang luas, dan pernah direncanakan sebagai landasan pesawat terbang militer pada saat tentara pendudukan Jepang.
Gunung Argopuro jarang didaki, hanya pada waktu - waktu tertentu saja, saat liburan sekolah atau musim kemarau.
Gunung Argopuro sesungguhnya merupakan gunung yang menarik, karena selain pemandangannya yang indah, gunung ini juga dikenal memiliki banyak peninggalan bersejarah dari jaman kerajaan sampai masa pendudukan Jepang.
Hutan di kawasan Gunung Argopuro merupakan hutan yang masih asli. Binatang - binatang liar masih banyak kita jumpai di daerah ini, seperti kijang, monyet, babi hutan, burung merak, ular, dan lainnya.
ARTIKEL TERKAIT: