Yang utama bagaimana kita kaum pendaki mampu menyeimbangkan antara kondisi kesehatan tubuh dan kemauan dalam mendaki gunung.
Mereka yang berusia di atas 40 tahun sebaiknya berhati - hati dalam mendaki gunung. Apalagi, jika pendakian itu dilakukan oleh mereka yang jarang berolahraga.
Aktivitas mendaki gunung memerlukan pernafasan kuat dan kondisi fisik yang prima. Jika memaksakan diri, alih - alih sehat justru bisa terkena dampaknya.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam Ari Fahrial Syam, pasien yang punya penyakit kronis terutama setelah menjalani perawatan, seringkali mengajukan pertanyaan apakah bisa melakukan aktivitas berat seperti mendaki gunung.
Dia menjelaskan aktivitas menaiki lereng gunung boleh jadi aktivitas berat bagi orang berumur. Ambil batasan umur 40 tahun yang berisiko seseorang mengalami penyakit kronis, seperti penyakit pembuluh darah jantung koroner, pembuluh darah otak, atau penyakit kencing manis.
Mendaki gunung harus didukung kondisi jantung, paru, sendi, serta otot - otot penopang tubuh yang terlatih.
Apalagi bagi orang gemuk ( obesitas ) atau berat badan lebih ( overweight ), naik gunung menjadi beban tersendiri. Aktivitas fisik yang berat dan tiba - tiba, bisa juga kita samakan seperti stress test atau treadmeal test.
"Seseorang dengan pemeriksaan jantung, nadi dan tekanan darah yang normal pada saat istirahat, bisa menjadi tidak normal ketika melakukan stress test atau aktivitas yang berat. Bagaimana dengan seseorang yang sudah mempunyai masalah kesehatan seperti riwayat sakit jantung, pernah stroke atau dengan permasalahan sendi atau otot apalagi dengan kegemukan? Jelas aktivitas fisik yang berat dapat memperburuk keadaan," ujar Dr dr Ari.
Kondisi sekitar lereng gunung juga harus diperhatikan. Walaupun udaranya sejuk, tapi rendah oksigen yang bisa mempengaruhi kondisi fisik seseorang, teruma yang memiliki gangguan pembuluh darah.
Waspada terhadap kesehatan dan tetap berolahraga rutin, tentu akan menjadi kunci utama menjagi kesehatan tubuh Anda. src
ARTIKEL TERKAIT: