Kebut Gunung

Kebut gunung, suatu trik melakukan pendakian lebih dari satu gunung, minimal dua gunung dalam waktu yang singkat. Metode ini hampir sama dengan metode ekspedisi pendakian gunung yang juga harus melibatkan lebih dari satu gunung untuk mencapainya.

Jelas, metode kebut gunung hanya disarankan pada pendaki yang memiliki kekuatan mental, fisik dan persiapan perbekalan yang lebih dari cukup. Karena metode kebut gunung bukan hal yang bisa di anggap sepele.

Sebagai contoh gunung yang bisa untuk melakukan kegiatan kebut gunung adalah Gunung Merbabu dan gunung Merapi di Jawa Tengah melewati jalur Selo, karena dari sana letak kedua gunung nampak jelas bersebelahan.

Atau bisa juga mendaki Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang berada di wilayah Wonosobo - Temanggung Jawa Tengah. Intinya pilihlah gunung yang berdiri berdampingan untuk melakukan kegiatan kebut gunung tersebut.

www.belantaraindonesia.org

TIPS BERKEGIATAN KEBUT GUNUNG

* Jangan lakukan secara berombongan dengan melibatkan banyak personil, karena kebut gunung memerlukan stamina cukup, jadi setelah turun satu gunung, banyak yang merasa lemah saat harus mendaki kembali.

* Hapali lokasi atau akrab dengan gunung yang di daki. Jika tidak, akan mempersulit pengenalan medan. Sekali lagi, setelah menuruni gunung lalu naik kembali, perlu stamina, jadi jika masih menebak - nebak gunung yang baru untuk di daki, akan menguras stamina kita.

* Bawa perbekalan secukupnya dan dirasa penting, misalnya bahan makanan dan minuman, tenda dome dan pakaian ganti, berguna untuk tak memperberat selama pendakian berikutnya.

* Jangan memaksa diri bila raga hampir tak sanggup lagi mengayuh tanjakan gunung, jika dipaksa, bahaya mengancam, lebih baik istirahat dan lupakan masalah waktu yang telah di targetkan yang harus di tempuh.

Kebut gunung selain mencoba kekuatan raga mendaki lebih dari satu gunung, juga biasanya masalah waktu di targetkan, jadi berapa lama kita bisa mendaki dan menuruni lebih dari satu gunung. Yang intinya, jika waktu telah bisa kita laksanakan dengan baik, maka tanda HEBAT tersemat. Pantaskah?

Berdasar pengalaman, kegiatan kebut gunung cenderung hanya kegiatan mencari kata HEBAT, bukan sebagai pecinta alam yang mencintai alam. Kenapa?

Karena kebut gunung, setelah kita menuruni satu gunung, lelah stamina teramat terasa, para pendaki yang telah banyak merambah gunung pasti bisa merasakan, setelah turun gunung, ibaratnya melihat puncak lalu membayangkan harus mendaki lagi pasti terasa tiba - tiba " benci " dengan medan yang harus di lalui.

Dan jika harus mendaki gunung berikutnya dalam satu waktu, saat pendakian akan cenderung seadanya dan apa adanya, istilahnya, grasak grusuk asal sampai puncak dan memenuhi target waktu. Dan alam lah yang menjadi korban, karena kerusakan tak bisa di elakkan.

Metode ini nyaris sama dengan metode WAH lain, yakni, pendakian massal , pendakian yang melibatkan banyak orang mencapai puncak gunung, hanya sampah banyak orang yang di tinggalkan mengotori alam. Ini bukan mengecam metode kebut gunung atau pendakian massal, tetapi hanya mencoba mengingatkan, pecinta alam, termasuk para pendaki gunung dan penggiat alam bebas, untuk mencoba lebih peduli Bumi, peduli alam liar, gunung!

Kecuali, jika kegiatan tersebut ada melibatkan satu acara atau event tertentu, jelas ada penanggung jawabnya. Bukan hanya mengejar pujian dan predikat kata HEBAT, tetapi melupakan keadaan alam yang kita singgahi.

Sayang sekali, banyak pecinta alam katanya, pendaki gunung, hanya karena memuaskan rasa suka tanpa peduli alam, cobalah gapai tingginya gunung dan rasakan cintanya alam pada kita agar kita lebih membumi.

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×