Mengenal Hipoksia

Mendaki gunung adalah hal yang menyenangkan selain menyalurkan hobi berpetualang, walau segala penghalang kerap menjadi batu sandungan dalam kegiatan tersebut. Dan yang lebih membuat tragis adalah, sering mengancam kondisi raga serta keselamatan kita. Apabila tak jeli mengkondisikan kemampuan dan kesehatan raga. Dan ada satu penyakit yang bisa menerpa para penggiat alam bebas pendakian gunung, yakni Hipoksia.

Bila kita amati, sepanjang kecelakaan di gunung ada dua faktor yang sering terjadi. Pertama, efek hipoksia ( kekurangan oksigen ) pada tubuh. Kedua, efek fisik dari ketinggian dari permukaan laut, seperti suhu dan radiasi ultraviolet. Tapi, hal yang terakhir ini jarang terjadi pada pendaki gunung. Kecuali misalnya kekurangan energi ( makan yang cukup ), kedinginan, kecelakaan yang mengakibatkan benturan dan pendarahan yang hebat.

www.belantaraindonesia.org

Bila orang naik ke tempat yang tinggi dari permukaan laut, maka gaya fisiologi akan terjadi. Tekanan barometer ( udara lingkungan ) menjadi berkurang. Penurunan barometer ini akan menyebabkan terjadinya mekanisme hipoksia. Secara beruntun tekanan barometer turun dan membuat tekanan oksigen ikut pula turun dan berkurang jumlahnya, sehingga pernapasan yang dilakukan paru - paru terganggu.

Selanjutnya, unsur racun karbon monoksida ikut menumpuk dan berusaha 'memanggil' susunan pernapasan di medulla oblongata ( batang otak ). Lalu karbon monoksida dilepaskan dari darah paru - paru ke dalam alveolus ( penyaring di paru - paru ). Bila racun karbon monoksida itu menumpuk di paru - paru, maka tubuh otomatis menjadi lemas.

Artinya, cadangan udara bersih sudah tertutup oleh karbon monoksida. Keadaan ini tentu saja membuat orang menjadi panik. Pendaki gunung yang mengalami hal seperti itu tentunya akan cepat pingsan. Keadaan fatal ( kematian ) akan dipercepat jika sebelumnya pendaki gunung ini mengidap penyakit asma, bronchitis kronis, disebabkan defisit metabolik di dalam sel saraf.

Efek hipoksia yang paling dini terhadap fisiologi tubuh adalah menurunnya ketajaman penglihatan di malam hari. Kecepatan paru - paru meningkat. Bila keadaan lebih tinggi lagi, ditemukan gejala seperti: rasa mengantuk, kelesuan, kelelahan mental, sakit kepala, mual dan kadang - kadang euforia atau rasa yaman yang semu.

Gejala sakit kepala memang tampak dominan. Jika berlebihan, membuat kejang clan mengakibatkan koma clan mati rasa. Pertimbangan daya ingat terhadap lingkungan menjadi berkurang, sehingga menvebabkan kurangnya kontrol terhadap gerakan motorik terganggu. Akibatnya, kemungkinan kecelakaan jauh lebih besar.

TINGKAT HIPOKSIA
Hipoksia Fulminan. Dimana terjadi pernapasan yang sangat cepat. Paru - paru menghirup udara tanpa adanya udara bersih ( oksigen ). Sering dalam waktu satu menit akan jatuh pingsan.

Hipoksia Akut. Terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan karbon monoksida. Misalnya, seorang pendaki gunung tiba - tiba panik takkala udara belerang datang menyergap. Udara bersih tergantikan gas racun, akhirnya paru - paru tak kuasa menyedot udara bersih. Mendadak ia pingsan.

DAMPAK DARI HIPOKSIA
Dampak dari hipoksia adalah :
. kesulitan dalam koordinasi, berbicara, dan konsentrasi
. kesulitan bernapas, mengantuk, kelelahan dan sianosis
. penurunan penglihatan, pendengaran dan fungsi sensorik lainnya
. keringat dingin
bila berlanjut dapat mengakibatkan ketidaksadaran dan akhirnya meninggal. hal ini tergantung pada ketinggian dan kondisi pendaki.

Proses hipoksia timbul secara perlahan. Biasanya pendaki gunung yang terlalu lama dalam perjalanan pendakian, sesampainya di rumah tubuhnya tidak bisa menerima perubahan suhu. Hipoksia yang terjadi berjalan agak lama. Tentu saja hal ini akan mengganggu proses pernapasan yang dilakukan paru - paru.

Untuk mencegah dampak buruk dari hipoksia, para pendaki gunung yang sebelumnya mengidap penyakit jantung, pernapasan clan sirkulasi darah dianjurkan untuk tidak mencapai ketinggian yang melebihi daya tahan tubuh, Dengan demikian, sebelum mendaki gunung periksa keadaan diri.

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×