Ranu Kumbolo Ala Gunung Singgalang

Gunung Singgalang di Sumatera Barat memiliki Telaga Dewi yang kecantikan dan keindahannya tak kalah dengan Ranu Kumbolo, danau di Gunung Semeru Jawa Timur. Telaga Dewi berada di ketinggian 2.760 Mdpl. Danau ini begitu tenang dan akan memikat hati yang memandangnya.

www.belantaraindonesia.in

Butuh usaha dan mental yang kuat untuk menikmati keindahan Telaga Dewi ini karena jalur menuju ke sana tidaklah mudah. Untuk mencapai Telaga Dewi terdapat beberapa jalur, salah satu diantaranya adalah Jalur Pandai Sikek.

Setidaknya dibutuhkan waktu 7 jam pendakian untuk sampai ke Telaga Dewi, biasanya para pendaki Gunung Singgalang akan mendirikan tenda di cadas sebelum keesokan paginya melanjutkan perjalanan menuju Telaga Dewi. Tapi banyak juga yang memilih Telaga Dewi sebagai tempat mendirikan tenda sekaligus beristirahat.

Awal pendakian Gunung Singgalang berupa hutan pimpiang atau tumbuhan sejenis ilalang namun memiliki batang seukuran jempol yang lentur. Sehingga seringkali menutupi jalur pendakian menjadi berupa terowongan yang dipayungi tumbuhan, jadi kita harus berjalan merunduk di bawahnya.

Tak jarang carrier pendaki tertahan oleh batang pimpiang yang melintang. Butuh waktu 1 jam hingga akhirnya kita terbebas dari hutan pimpiang. Selanjutnya yang akan dihadapi adalah tanjakan yang seolah tiada habisnya, tidak ada 'bonus' di jalur ini, jalur berupa akar - akar pohon berukuran besarlah yang harus dilalui.

www.belantaraindonesia.in

Tidak perlu takut tersesat saat mendaki Gunung Singgalang via Pandai Sikek karena sudah terdapat patokannya berupa tiang listrik, ikuti saja tiang listrik tersebut hingga sampai Cadas. Sampai di Cadas bisa bermalam terlebih dahulu untuk kemudian melanjutkan perjalanan esok pagi. Tapi jika masih punya tenaga lebih bisa juga lanjut hingga ke Telaga Dewi.

Dari Cadas yang akan dihadapi adalah tanjakan terjal berupa tanah kuning serta bebatuan keras. Di sini kita akan menemukan Tugu Galapagos, tugu ini sebagai monumen untuk mengenang dua siswa pecinta alam SMA 1 Padang yang hilang saat mendaki Gunung Singgalang tahun 1988.

Setelah melewati tanjakan di Cadas maka yang akan dihadapi selanjutnya adalah hutan lumut. Di sini tidak ada lagi tanjakan terjal yang membuat tenaga terkuras, namun kewaspadaan tetap harus terjaga karena jalur ini berlumut sehingga licin. Selain itu banyak batang kayu yang rubuh dan saling tumpang tindih.

Kurangnya sinar Matahari yang masuk serta suburnya lumut yang tumbuh menempel di batang pohon dengan segala lekukannya membuat seolah - olah kita sedang berada di dunia lain. Biasanya pendaki mengambil foto dengan latar hutan lumut ini.

www.belantaraindonesia.in

Namun selain indah dan menakjubkan, luasnya hutan lumut ini mampu menjerumuskan pendaki pada jalur yang salah karena jarak pandang tersamar oleh bentuk pepohonan yang sama. Tapi saat ini sudah ada beberapa tanda yang menunjukan arah Telaga Dewi.

Setelah melewati hutan lumut, mata kita akan terpana melihat sebuah telaga yang luas dengan muka air yang tenang serta suasana yang sunyi di sekitarnya. Di tepian Telaga Dewi tumbuh subur pohon Cantigi yang berukuran tinggi dan dahannya meliuk -l iuk. Terdapat juga dermaga kecil dari kayu yang entah siapa pembuatnya.

Rasa lelah setelah pendakian yang cukup berat akan hilang saat menikmati keindahan Telaga Dewi. Biasanya para pendaki akan menyudahi pendakian di telaga ini meski jarak ke puncaknya sudah dekat, yakni sekitar 1 jam lagi namun panorama di puncak seringkali tertutup kabut membuat pendaki lebih memilih turun setelah melihat keindahan Telaga Dewi.   Src

ARTIKEL TERKAIT:

Alamat:

Labasan Pakem Sleman Yogyakarta 55582

Jam Kerja:

Senin - Kamis dari Jam 9.00 Wib to 17.00 Wib

Telepon:

0813 9147 0737

"Salam Rimba Indonesia"

Indonesia kaya akan keindahan alam dan tugas kita untuk menjaga sekaligus menikmatinya.

Kami, Para Sherpa selaku admin webblog Belantara Indonesia mengucapkan:
"Selamat menjelajah alam cantik Indonesia".

×